Produksi Tambang Harita Nickel Capai 5,88 Juta WMT di Kuartal I 2024

27 Juni 2024 19:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kolam sedimen untuk pengelolaan limpasan air tambang di lokasi pertambangan nikel milik Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kolam sedimen untuk pengelolaan limpasan air tambang di lokasi pertambangan nikel milik Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel mengatakan, produksi tambang telah mencapai 5,88 juta wet metric ton (wmt) di kuartal I 2024, atau meningkat 38 persen dari tahun lalu di periode yang sama.
ADVERTISEMENT
Produksi tambang berasal dari 2 tambang telah beroperasi PT TBP dan PT GPS. Sementara tiga tambang lainnya, PT JMP, PT OAM, dan PT GTS masih dalam tahap eksplorasi.
Proyek pembangunan fasilitas HPAL (ONC) juga menunjukkan perkembangan signifikan. Jalur produksi pertama dari fasilitas HPAL kedua ini (ONC) telah mencapai kapasitas produksi penuh pada akhir Mei 2024. Jalur produksi kedua mulai beroperasi pada Juni 2024, sementara jalur ketiga dijadwalkan mulai beroperasi pada Agustus 2024.
Tercatat saat ini perusahaan telah memiliki total 12 jalur produksi RKEF Smelter dengan kapasitas terpasang 120.000 ton kandungan nikel/tahun dalam FeNi, serta 3 jalur produksi HPAL refinery dengan kapasitas terpasang 55.000 ton kandungan nikel/tahun dalam MHP hingga kuartal I 2024.
Direktur Utama Harita Nickel, Roy Arman Arfandy, dalam Paparan publik tahunan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) di Jakarta, Kamis (27/6/2024). Foto: Ghifari/kumparan
Direktur Utama Harita Nickel, Roy Arman Arfandy menjelaskan, untuk operasional HPAL, pada akhir tahun 2021, terdapat 2 jalur produksi HPAL (HPL) telah beroperasi dengan kapasitas terpasang 37.000 ton kandungan nikel/tahun dalam MHP.
ADVERTISEMENT
"Jalur produksi ke-3 dengan kapasitas terpasang 18.000 ton kandungan nikel/tahun dalam MHP telah beroperasi di Januari 2023 dan beroperasi secara penuh dalam waktu 2 bulan," ujarnya dalam paparan publik tahunan di Jakarta, Kamis (27/6).

Komitmen Keberlanjutan Harita Nikel

Harita Nickel bersama dengan mitra strategisnya juga telah mendirikan dua perusahaan baru, yaitu PT Bhakti Bumi Sentosa (BBS) dan PT Cipta Kemakmuran Mitra (CKM). PT BBS bertujuan untuk mengurangi limbah dari produksi HPAL dengan cara daur ulang sekaligus menghasilkan produk bernilai tambah dari limbah, sedangkan PT CKM bertujuan untuk memproduksi limestone menjadi quicklime untuk menekan biaya produksi dari fasilitas HPAL.
Dalam kesempatan yang sama, Harita Nickel juga menegaskan komitmen Perseroan terkait keberlanjutan. Dari sisi standar tata kelola dan pelaporan,  berbagai standar dan sertifikasi telah dipenuhi dan dalam proses, termasuk salah satunya adalah Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA).
ADVERTISEMENT
Pengolahan dan pemurnian nikel dengan sistem hidrometalurgi yang merupakan bahan baku batere mobil listrik yang dibangun Harita Group di Halmahera. Foto: Harita Group
IRMA merupakan sebuah standar komprehensif untuk penambangan dan pengolahan mineral yang bertanggung jawab dan didukung oleh berbagai pemangku kepentingan. Untuk ini, Perseroan telah menyelesaikan proses self-assement dan sedang dalam proses audit. Selain IRMA, Perseroan juga telah terdaftar sebagai fasilitas aktif untuk Responsible Minerals Assurance Process (RMAP) oleh Responsible Minerals Initiative (RMI), dan sedang dalam proses audit.
Selain standar tata kelola dan pelaporan, Harita Nickel juga menyampaikan komitmennya untuk melakukan integrasi berkelanjutan dalam sisi perlindungan ekosistem dan konservasi lingkungan, serta berbagai program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, yang terdiri dari antara lain pelayanan kesehatan, pendidikan, sosial dan budaya, serta ekonomi.