Proyek CCUS Ubadari Papua Punya Potensi Penyimpanan CO2 1,8 Gigaton

24 November 2023 11:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi (tengah) meresmikan Tangguh Train 3 di Lapangan Gas Tangguh, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, Jumat (24/11/2023). Foto: Dok. Kementerian ESDM
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi (tengah) meresmikan Tangguh Train 3 di Lapangan Gas Tangguh, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, Jumat (24/11/2023). Foto: Dok. Kementerian ESDM
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi melakukan groundbreaking proyek Ubadari Carbon, Capture, Utilization, and Storage atau CCUS Ubadari Papua, Jumat (24/11). Menteri ESDM, Arifin Tasrif, menjelaskan proyek tersebut akan menjadi hub CCS pertama di Indonesia dengan potensi kapasitas penyimpanan CO2 hingga 1,8 gigaton.
ADVERTISEMENT
"Proyek ini merupakan proyek CCS yang paling terdepan dan akan menjadi CCS Hub pertama di Indonesia, dengan potensi kapasitas penyimpanan CO2 hingga 1,8 Gt," kata Arifin, Jumat (24/11).
"Selain menghasilkan tambahan produksi gas, proyek ini ini akan menginjeksikan sekitar 30 juta ton CO2 sampai tahun 2035 ke reservoir yang ada," tambahnya.
Selain Ubadari CCUS, kunjungan Presiden Jokowi ke Papua juga untuk melakukan groundbreaking proyek hilirisasi blue ammonia dan proyek Lapangan Gas Asap Kido Merah.
Proyek hilirisasi blue ammonia bila sudah berjalan nanti dapat melakukan hilirisasi gas alam untuk diubah menjadi low carbon ammonia dengan rencana produksi 875 ribu ton per tahun blue ammonia. Produksi tersebut yang akan digunakan untuk co-firing di pembangkit listrik dan juga di pabrik baja.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk proyek Lapangan Gas Asap Kido Merah, proyek ini akan memproduksi cadangan gas (Gross) sebesar 2.244,45 BSCF serta produksi kondensat sebesar 5,4 MMSTB. Total nilai investasi proyek ini sebesar USD 3,37 milyar.
"Proyek-proyek hilirisasi tersebut merepresentasikan ketangguhan atau daya tahan industri hulu migas Indonesia dalam menjalankan tugasnya di tengah dinamika dan tantangan baik yang bersifat global maupun nasional," ujar Arifin.