Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Pupuk Indonesia Akui Masih Bergantung Impor Pupuk NPK untuk Petani Sawah
30 Maret 2023 17:15 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman, menyebutkan kapasitas produksi perusahaan hanya 3,5 juta ton per tahun. Produksi tersebut hanya cukup untuk kebutuhan pupuk NPK subsidi , dari total kebutuhan nasional 13,5 juta ton per tahun.
Dia menjelaskan, perusahaan memproduksi NPK khusus kebutuhan pangan alias untuk sawah. Meski begitu, dia mengakui lebih banyak petani yang menggunakan pupuk NPK nonsubsidi.
"Cukup untuk subsidi, sekarang kita juga punya program untuk nonsubsidi, emang semua sawah di Indonesia subsidi semua? Kan enggak, lebih banyak juga yang nonsubsidi," ujarnya saat ditemui di Menara Danareksa, Kamis (30/3).
Bakir menjelaskan, NPK nonsubsidi atau komersial untuk kebun kelapa sawit dipenuhi oleh produsen pupuk swasta. Sementara Pupuk Indonesia memproduksi NPK khusus pangan bagi petani yang tidak kebagian pupuk subsidi.
ADVERTISEMENT
Untuk mengimbangi permintaan pupuk NPK, Bakir berkata akan terus membangun pabrik, seperti pabrik petrokimia di Gresik, konversi pabrik-pabrik lama yang awalnya memproduksi produk lain menjadi NPK, hingga impor .
"Kita menambah kapasitas terus, kalau tidak cukup juga ya harus impor, dan pemerintah tidak mempermasalahkan kalau kuota impor, karena kalau kebun memerlukan NPK slow release, kalau untuk pangan kita pengin yang fast release," jelasnya.
Bakir menambahkan, alokasi impor pupuk tergantung pemerintah, apakah semuanya untuk NPK komersial atau penambahan NPK subsidi. Pihaknya sebagai produsen hanya mengikuti penugasan pemerintah.
Selain itu, dia juga tidak bisa membeberkan berapa kuota impor pupuk NPK di tahun ini lantaran tergantung kebutuhan pasar. Dia pun berharap semua sawah di Indonesia bisa terpenuhi oleh pupuk subsidi.
ADVERTISEMENT
"Mudah-mudah sawah di Indonesia sudah terpenuhi dengan pupuk subsidi. Tapi kalau berdasarkan data internal kami masih banyak sawah yang belum memperoleh pupuk subsidi," ujar Bakir.