Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Resmi Melantai di Bursa, Arkora Hydro Raup Dana IPO Rp 182,67 Miliar
8 Juli 2022 10:53 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pencatatan saham PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (8/7). Dalam aksi korporasi berupa initial public offering (IPO ) ini, ARKO berhasil meraup dana segar dari pasar modal sebanyak Rp182,67 miliar melalui penerbitan 608.895.000 saham baru di bursa.
ADVERTISEMENT
Adapun selama masa penawaran, saham ARKO sempat kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 10,89 kali. Dengan begitu, perusahaan langsung melakukan penambahan penerbitan saham baru yang berasal dari portepel sebanyak 28.995.000 saham. Sehingga saham yang diterbitkan menjadi 608.895.000 saham, dari rencana semula 579.900.000 saham.
Direktur Utama ARKO, Aldo Artoko mengatakan perseroan telah menetapkan harga IPO pada Rp 300 per saham dari kisaran awal antara Rp 286 per saham hingga Rp 310 per saham. Jumlah saham perseroan yang ditawarkan itu mewakili 20,79 persen dari modal ditempatkan dan disetor ARKO setelah IPO saham.
“Kami akan menggunakan dana hasil IPO ini untuk dua keperluan. Pertama, sebesar 63 persen untuk tambahan investasi pada anak perusahaan guna pengembangan proyek-proyek Energi Baru dan Terbarukan (EBT) ke depannya, yaitu 54 persen di PT Arkora Hydro Sulawesi (AHS), 29 persen di PT Arkora Energi Baru, dan 17 persen di PT Arkora Tenaga Matahari,” ujar Aldo dalam keterangan resmi, Jumat (8/7).
ADVERTISEMENT
Keperluan kedua dengan sisa sekitar 37 persen, Perseroan akan menggunakan untuk pelunasan kewajiban jangka pendek. Sedangkan dana yang diperoleh dari kelebihan pemesanan penjatahan terpusat akan digunakan untuk modal kerja antara lain rencana pengembangan usaha pembangkit listrik tenaga air, seperti biaya survey pencarian lokasi potensial baru, studi kelayakan, studi kelistrikan, dan studi lainnya berkait dengan pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga air.
Aldo optimistis bisnis EBT memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia, bahkan dalam teknologi yang sudah matang seperti hidro, surya dan angin. Kehadiran hydro sudah kompetitif dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara.