Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
RI Jajaki Perluasan Pasar Ekspor ke Angola
13 April 2017 12:47 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Angola tercatat merupakan mitra dagang terbesar ke-3 Indonesia di Kawasan Afrika Sub-Sahara. Pada tahun lalu, neraca perdagangan Indonesia-Angola untuk sektor nonmigas tercatat mencapai 292,8 juta dolar AS atau setara 3,89 triliun.
ADVERTISEMENT
Pemerintah akan mendorong pelaku industri nasional untuk memperluas pasar ekspor ke Angola terutama produk alat transportasi, pertahanan, dan elektronika. Angola dinilai bisa menjadi pintu masuk Indonesia ke pesisir barat Afrika.
“Angola bisa menjadi negara pusat untuk promosi produk-produk industri Indonesia ke pesisir barat Afrika,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan resmi yang dikutip Kamis (13/4).
Pemerintah Indonesia telah menawarkan beberapa produk industri strategis nasional antara lain pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia (DI), kendaraan angkut militer buatan PT Pindad, kapal laut buatan PT PAL da,n gerbong kereta dari PT INKA.
Bahkan, Menteri Luar Negeri Angola berencana mengunjungi secara langsung PT DI dan PT Pindad untuk menjajaki peluang kerja sama yang dapat dikembangkan. “Mereka sempat menanyakan cara pembelian pesawat dari Indonesia,” tutur Airlangga.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, Angola tengah memerlukan bantuan pelatihan di bidang industri seperti yang dilakukan Indonesia kepada Nigeria dan Mozambique. Misalnya, pelatihan peningkatan kapasitas produksi sektor tekstil dan makanan.
Selanjutnya, Indonesia membuka peluang kerja sama di sektor industri kecil dan menengah (IKM). Apalagi, Kemenperin sedang mendongkrak pasar ekspor bagi produk IKM dalam negeri, salah satunya dengan memanfaatkan program e-smart IKM.
“Langkah ini turut mewujudkan target penumbuhan wirausaha baru di Indonesia sebanyak 20.000 orang pada akhir tahun 2019,” ujarnya.
Dalam rangka diversifikasi ekonomi, pemerintah Angola juga menawarkan kepada pengusaha Indonesia pembangunan industri perikanan, pertanian, pertambangan, infrastruktur, makanan, dan mineral.
Pemain utama pada sektor minyak dan pertambangan di Angola adalah Sonangol (perusahaan afiliasi China), British Petroleum (perusahaan afiliasi Inggris), dan Exxon (perusahaan afiliasi Amerika Serikat).
ADVERTISEMENT
Hubungan diplomatik kedua negara telah dibuka sejak 2001. Komoditas impor Indonesia dari Angola adalah minyak dan gas bumi, sementara produk ekspor Indonesia adalah pipa besi, sabun, seng, korek api, kendaraan, margarin, ikan olahan, obat, kertas dan minyak sawit.