Riset Mekari: 60 Persen Transaksi Valas Dilakukan UMKM, Dolar AS-Euro

9 Desember 2024 10:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi transaksi dengan menggunakan dolar AS. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi transaksi dengan menggunakan dolar AS. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Riset yang dilakukan perusahaan software as a service, Mekari, menunjukkan bahwa UMKM Indonesia tidak kalah dengan perusahaan-perusahaan besar dalam hal berbisnis di level internasional. Berdasarkan volumenya, sebanyak 60 persen transaksi valuta asing (valas) dilakukan oleh UMKM, lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan besar dari Januari-September 2024.
ADVERTISEMENT
Chief Business Officer Mekari, Jansen Jumino, mengatakan UMKM yang aktif melakukan transaksi dalam valuta asing kerap adalah yang sedang atau sudah merambah ke pasar internasional.
“UMKM yang melakukan transaksi dalam valuta asing bukan saja mereka yang bergerak di ekspor-impor barang, namun juga mereka yang menyediakan jasa mengingat bahwa banyak pekerjaan ataupun project sekarang dapat dilakukan secara remote atau virtual,” kata Jansen dalam ringkasan risetnya, Senin (9/12).
Menurut dia, UMKM Indonesia sangat aktif melakukan transaksi internasional untuk barang dan jasa, yang mencerminkan jangkauan global mereka. UMKM rata-rata melakukan transaksi valuta asing sebanyak 8 kali per bulan, dan terdapat tiga macam transaksi yang paling sering dilakukan adalah untuk utang usaha, perbankan, dan pengeluaran usaha.
ADVERTISEMENT
“Sebagian besar transaksi valuta asing UMKM menyangkut pembayaran pemasok atau vendor, mulai dari bahan baku hingga produk jadi, di luar negeri. Untuk perbankan, ada UMKM yang menggunakan fasilitas kredit bank di luar negeri untuk permodalan,” jelasnya.
Dilihat dari volume, mata uang dolar Amerika Serikat (USD) tetap mendominasi karena hingga 71 persen dari transaksi valuta asing oleh UMKM. Di posisi berikutnya adalah mata uang yuan China (CNY), dan Euro (EUR).
“Dominasi dolar AS selaras dengan negara tujuan transaksi valuta asing, yaitu Amerika Serikat. Hal ini mencerminkan bahwa AS masih menjadi pasar dan mitra dagang Indonesia yang signifikan,” lanjutnya.
Berdasarkan data, Januari 2024 adalah periode volume transaksi valuta asing oleh UMKM meningkat tajam, kemudian melandai meskipun terus berlanjut di kuartal-kuartal berikutnya.
ADVERTISEMENT
“Naik-turun volume transaksi valuta asing mencerminkan siklus bisnis UMKM, di mana awal tahun menjadi saat mereka melakukan pembayaran untuk pengadaan barang atau jasa oleh pemasok atau vendor yang bersifat annual, atau tahunan,” katanya.
Menurut Jansen, UMKM Indonesia sebaiknya memanfaatkan teknologi pembayaran yang terhubung ke layanan perbankan luar negeri untuk membantu mereka melakukan transaksi valuta asing dengan cepat, mudah, dan aman.
“UMKM Indonesia, sebagai industri yang sangat besar di ekonomi Indonesia, kian terhubung ke jaringan bisnis global. Kehadiran teknologi memudahkan mereka untuk bekerja sama dengan mitra-mitra internasional yang berperan sebagai pemasok maupun pembeli. Salah satu teknologi yang sangat berpengaruh adalah teknologi finansial yang memudahkan transaksi dalam valuta asing secara global,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT