Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Ritel Watsons Targetkan Kurangi Emisi Karbon 50,4 Persen di 2030
20 April 2023 13:24 WIB
·
waktu baca 1 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
CEO of A.S. Watson (Asia & Europe), Malina Ngai, mengatakan upaya tersebut menjadi komitmen pihaknya dalam pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) yang telah diperiksa dan divalidasi oleh Science Based Targets Initiative (SBTi).
Malina Ngai mengungkapkan target pengurangan emisi yang ditetapkan mencapai 50,4 persen pada 2030 yang sudah dimulai sejak 2018. Pengurangan emisi GRK juga bisa dari barang dan jasa yang dibeli, transportasi dan distribusi hulu, dan penggunaan produk yang dijual mencapai 58 persen per nilai tambah dolar Hong Kong pada 2030 dari tahun dasar 2018.
Selain itu, Watson juga berniat membuat 33 persen pemasoknya ikut mendukung dengan emisi yang mencakup barang dan jasa yang dibeli, transportasi dan distribusi hulu akan memiliki target berbasis sains (SBT) pada 2027.
ADVERTISEMENT
“Watsons memahami bahwa tanggung jawabnya lebih dari sekadar peritel kesehatan dan kecantikan. Kami berdedikasi untuk memberi contoh dalam memerangi perubahan iklim,” kata Malina Ngai melalui keterangan tertulis, Kamis (20/4).
Malina Ngai menjelaskan pihaknya juga mengajak pelanggan mendukung langkah pengurangan emisi. Untuk itu, pihaknya juga akan menyediakan produk yang baik untuk lingkungan.
Malina Ngai menuturkan Watsons kini menawarkan lebih dari 8.000 produk sustainable choices secara global. Sementara di Indonesia, ada 715 produk tersedia mulai dari skincare hingga shampoo, baik di toko maupun online.
“Memerangi perubahan iklim adalah prioritas utama bagi kita semua saat ini. Sebagai peritel kesehatan dan kecantikan terkemuka, bersama dengan pelanggan kami, kami adalah kekuatan besar untuk kebaikan dan memainkan peran penting dalam membuat perubahan yang berdampak pada planet kita," tutur Malina Ngai.
ADVERTISEMENT