Rupiah Loyo Lawan Dolar AS, BI Sebut Ada Faktor Demo RUU Pilkada

22 Agustus 2024 12:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang Teller menghitung uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di Bank Mandiri, Jakarta, Senin (7/1/2018). Rupiah ditutup menguat 1,26 persen menjadi Rp14.085 per satu Dolar AS. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
zoom-in-whitePerbesar
Seorang Teller menghitung uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di Bank Mandiri, Jakarta, Senin (7/1/2018). Rupiah ditutup menguat 1,26 persen menjadi Rp14.085 per satu Dolar AS. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melemah hari ini. Salah satu faktornya adalah demo yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia karena menolak disahkannya RUU Pilkada.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Bloomberg hari ini, Kamis (22/8), pukul 11.50 WIB, rupiah melemah ke Rp 15.577 per dolar AS, melemah 78,00 poin atau 0,50 persen.
Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Edi Susanto, menjelaskan pergerakan rupiah hingga saat ini memang terjadi koreksi. Namun menurutnya, hal ini masih dalam taraf yang sehat, karena sebelumnya rupiah mengalami penguatan signifikan.
"Yang koreksi sebagian besar pelaku asing hot money yang mungkin profit taking dulu untuk sementara," kata Edi kepada kumparan.
Edi juga menjelaskan, pelaku pasar memantau pergerakan demo yang terjadi di sejumlah wilayah. Namun otoritas moneter berharap, hal ini masih bisa terkendali.
Selain faktor internal, BI juga melihat adanya faktor eksternal seperti sentimen penurunan suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate (FFR), yang membuat dolar AS makin perkasa. "Kelihatannya asing masih banyak dipengaruhi oleh sentimen penurunan FFR," kata Edi.
ADVERTISEMENT
BI memastikan tetap mencermati perkembangan di dalam negeri dan dampaknya terhadap pergerakan rupiah. "Tentu kami terus cermati perkembangan di dalam negeri ini dan tentu terus mengawal pergerakan rupiah ini," tambahnya.