Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan ketidakpastian mengenai kapan dan seberapa besar The Fed akan menurunkan suku bunga membuat aliran dana ke dolar tetap kuat.
“Sebagian besar pedagang tetap bias terhadap greenback menjelang data indeks harga PCE utama, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis, Jumat (28/6).
Data tersebut akan dirilis pada hari Jumat dan diperkirakan menunjukkan inflasi sedikit menurun pada bulan Mei, namun tetap jauh di atas target tahunan The Fed sebesar 2 persen.
Sementara dari sentimen internal, pasar merespons positif terhadap Kementerian Keuangan mencatat realisasi belanja bantuan sosial (bansos) hingga Mei 2024 senilai Rp 70,5 triliun.
“Gelontoran anggaran tersebut naik 12,7 persen yoy dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 62,5 triliun. Kenaikan realisasi belanja bansos ini utamanya dipengaruhi oleh penyaluran bansos Kartu Sembako untuk dua bulan sekaligus,” kata Ibrahim.
ADVERTISEMENT
Untuk perdagangan senin depan, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.320-Rp.16.410.
Selain itu, data inflasi yang beragam dari ibu kota Jepang hanya memberikan sedikit dukungan terhadap mata uang tersebut, begitu pula dengan peringatan berulang kali dari pemerintah.
"Nilai tukar mata uang itu kini berada jauh di atas level yang menarik intervensi pemerintah pada bulan Mei. Meskipun para pejabat terus memberikan peringatan lisan, pergerakan pada pasangan USD-JPY menunjukkan bahwa sejauh ini belum ada intervensi nyata yang dilakukan," tutur Ibrahim.