Saat Harga Cabai Anjlok, Startup TaniHub Justru Selamatkan Petani Binaan

7 September 2021 7:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja memetik cabai merah saat panen di kawasan perkebunan cabai Desa Suak Timah, Samatiga, Aceh Barat, Aceh. Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja memetik cabai merah saat panen di kawasan perkebunan cabai Desa Suak Timah, Samatiga, Aceh Barat, Aceh. Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
ADVERTISEMENT
Para petani cabai menjerit saat harga jual cabai anjlok ke Rp 4.000 per kilogram. Kondisi ini akhirnya membuat sejumlah petani menjual hasil taninya via online agar bisa menjual dengan harga yang lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
Namun, ada sejumlah petani yang tak terpengaruh dengan turunnya harga cabai di pasar. Ya, mereka adalah petani yang bermitra dengan platform digital untuk menjual hasil taninya.
Harga Cabai Petani di TaniHub Stabil dengan Sistem Kontrak
Meski harga di pasar anjlok, para petani cabai yang menjual hasil panennya di platform digital seperti TaniHub, cukup terbantu. Pasalnya TaniHub cenderung tak terpengaruh fluktuasi harga pasar.
Chief Operating Officer TaniHub Group Sariyo mengatakan, TaniHub menentukan harga bersama petani di awal kemitraan. Sehingga harga bisa lebih stabil karena sudah disepakati di awal.
"Pendekatan fair price, di mana kami melakukan kesepakatan sejak awal project berjalan. Sehingga ketika harga pasar turun, harga beli dari petani tidak mengalami perubahan, namun ketika harga naik kami akan mencoba melakukan beberapa penyesuaian agar petani mitra kami bisa juga mendapatkan 'gain' di situ," ujar Sariyo kepada kumparan, Senin (6/9).
ADVERTISEMENT
Kepastian Penyerapan Hasil Panen
Dengan bermitra dan menjual hasil tani ke TaniHub, bukan ke tengkulak, para petani juga mendapat kepastian untuk penyerapan hasil panennya. Jadi petani tak perlu khawatir hasil panennya tak laku dijual.
"Petani mitra kita rasakan adalah lebih dari sekadar sisi penerimaan saja, namun jadi sisi kepastian serap pasar pada saat panen dilakukan," jelasnya.
Yang Dirasakan Petani Mitra
Petani cabai dan terong di Desa Margaluyu Kecamatan Sukaraja, Sukabumi, Abdul Manan, bermitra dan dibina dengan TaniHub sejak setahun. Menurutnya ada banyak keuntungan yang didapatnya dengan menjual hasil panen ke platform digital.
"Ada beberapa hal positif bermitra dengan platform digital permodalan full, kepastian penerimaan hasil panen, kepastian harga, harga yang stabil, harga lebih tinggi," kata Manan.
ADVERTISEMENT
Di saat harga cabai anjlok Rp 6.000, dia masih bisa menjual cabai dengan harga Rp 20.000 per kg. Sementara saat terong di pasar hanya dihargai Rp 500, dia masih bisa menjual Rp 5.000 melalui platform.
TaniHub Punya 46 Ribu Mitra Petani
Saat ini mitra petani TaniHub sudah mencapai 46.000 petani. Para petani yang bermitra dengan TaniHub kebanyakan berasal dari Jawa dan Bali. Sebab dua wilayah tersebut menjadi cakupan layanan TaniHub.
"Saat ini terdapat lebih dari 46.000 petani mitra dan lebih dari 3.000 petani binaan," ujar Sariyo.