Saat Jokowi Bicara Ancaman Kelaparan Berat di 2050

15 Agustus 2024 8:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo meninjau ladang jagung di Food Estate, Keerom, Papua, Kamis (6/7/2023).  Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo meninjau ladang jagung di Food Estate, Keerom, Papua, Kamis (6/7/2023). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi bicara mengenai ancaman kelaparan berat yang akan dialami dunia di masa mendatang. Bencana ini bakal terjadi imbas terus naiknya suhu bumi.
ADVERTISEMENT
Jokowi menyebut gelombang panas sudah mulai terjadi dan dirasakan dalam satu tahun terakhir.
"Satu tahun terakhir ini kita rasakan betul adanya gelombang panas, periode terpanas. Di India bahkan sampai 50 derajat, di Myanmar 45,8 derajat, panas sekali," ujar Jokowi dalam rapat pengendalian inflasi, Jumat (14/6).
Jokowi menjelaskan kenaikan suhu berimbas kepada ketersediaan pangan dan meningkatkan risiko kelaparan. Ia menegaskan permasalahan tersebut harus diatasi.
"Tapi urusan pangan, hati-hati masalah ini. FAO mengatakan bahwa jika didiamkan seperti sekarang ini, gak ada pergerakan apa-apa, 2050 dunia akan mengalami kelaparan berat, akan mengalami kelaparan," ujar Jokowi.
Kenaikan suhu berpotensi menyebabkan sekitar 50 juta petani akan mengalami masalah kekurangan air. Jokowi menyebut, di Indonesia ancaman ini disikapi dengan memperbanyak pembangunan bendungan. Termasuk juga pembangunan infrastruktur air seperti jaringan pompa.
ADVERTISEMENT
"Kita dalam 10 tahun ini memiliki target membangun waktu 61 waduk dan bendungan. Yang sudah saya resmikan 43 bendungan," ungkap Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi juga sempat membahas tentang krisis pangan. Dia menekankan Indonesia harus meningkatkan sistem pertanian menjadi smart agriculture di daerah unggulan masing-masing.
Ia mendorong daerah-daerah agar melakukan penelitian terhadap komoditas unggulan. Sebab, setiap daerah memiliki keunggulan masing-masing dan bentangan yang sangat panjang.
“Lakukan riset, buat percontohan, berhasil, copy. Dan juga undang investasi untuk membangun pabrik pengelolaannya sehingga nilai tambah dari perkebunan kita jadi meningkat,” tutur Jokowi.
Seorang pemuda berjalan di atas puing-puing perahu kayu dengan latar gedung di Jakarta Utara, Indonesia. Foto: REUTERS/Beawiharta
Kabar mengenai akan adanya kelaparan di RI sebelumnya disampaikan oleh Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Restuardy Daud, yang mengatakan sebanyak 7 hingga 16 persen penduduk RI rawan alami kelaparan. Penyebabnya krisis pangan imbas turunnya produktivitas padi karena panen raya sudah selesai.
ADVERTISEMENT
Dengan jumlah penduduk Indonesia pada 2024 ini mencapai 281.603.800 jiwa, artinya sekitar 19,7 juta hingga 45 juta jiwa rawan kelaparan.
“Sekitar 7 persen sampai 16 persen masyarakat Indonesia masih rentan terhadap kelaparan,” kata Restu dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), Rabu (14/8).
Restu mengatakan impor dari negara langganan seperti India, Kamboja, dan Thailand sudah tidak bisa diharapkan lagi. Sebab negara tersebut telah menutup keran ekspor. Sehingga pemerintah masih mencari sumber pasokan pangan dari sejumlah negara.
“Ini menjadi tantangan untuk menjamin kecukupan pangan ini setidaknya sampai beberapa waktu ke depan,” ungkapnya.
Dia menyebut ketahanan pangan Indonesia kalah saing dengan Singapura yang memiliki ketahanan pangan kuat di tengah keterbatasan lahan.
ADVERTISEMENT