Santunan Jasa Raharja Naik Jadi Rp 3,85 T, Kecelakaan di Jalan Makin Banyak?

27 Maret 2024 20:16 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Jasa Raharja Rivan A. Purwantono membagikan santunan korban meninggal dunia sebesar Rp 50 juta kepada masing-masing ahli waris korban kecelakaan KA Turangga di Cicalengka Km 181+700, Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/1/2023). Foto: Dok. Jasa Raharja
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Jasa Raharja Rivan A. Purwantono membagikan santunan korban meninggal dunia sebesar Rp 50 juta kepada masing-masing ahli waris korban kecelakaan KA Turangga di Cicalengka Km 181+700, Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/1/2023). Foto: Dok. Jasa Raharja
ADVERTISEMENT
PT Jasa Raharja (Persero) mencatat pemberian biaya santunan kecelakaan sepanjang tahun lalu mencapai Rp 3,85 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dari tahun 2022 sebesar Rp 3,6 triliun.
ADVERTISEMENT
Dirut Jasa Raharja, Rivan A. Purwanto, membeberkan jenis-jenis santunan Jasa Raharja di antaranya santunan meninggal dunia Rp 50 juta untuk kecelakaan di darat, laut, dan udara. Nilai santunan itu sama dengan santunan cacat tetap (maksimal) baik untuk kecelakaan darat, laut, dan udara.
Kemudian ada jenis santunan perawatan (maksimal) untuk kecelakaan darat dan laut Rp 20 juta, dan kecelakaan udara Rp 25 juta. Hingga santunan penggantian biaya penguburan (tidak punya ahli waris) untuk kecelakaan udara, darat, dan laut sebesar Rp 4 juta.
Crane mulai dioperasikan untuk evakuasi kereta api yang kecelakaan di Cicalengka, Kabupaten Bandung. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
"Kenapa naik, kita tahu 2022 dan 2023 jalan tol dan jalan nasional tumbuh hanpir 6 persen, kendaraan naik 4 persen, penduduknya naik 1,1 persen. Pasti ini adalah potensi. Ini yang harus kita jaga," kata Rivan saat konpers di Kantor BUMN, Rabu (27/3).
ADVERTISEMENT
Meski santunan yang diberikan Jasa Raharja meningkat dari tahun 2022 ke 2023, Rivan menjelaskan dari data operasi ketupat di periode Lebaran, sebenarnya terjadi penurunan angka kecelakaan.
"Yang pasti jumlahnya, total kecelakaan turun 21 persen, tapi angka fatalitasnya turun 28 persen. Ini sangat berasa dan sangat signifikan. Tapi kita tahu daerah-daerah yang masih berpotensi kecelakaan itu Jawa Timur dan Jawa Tengah. Bukan jalan tol malah, tapi jalan nasional dan tempat wisata," pungkasnya.