Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Lahan sawit dalam negeri yang telah tersertifikasi secara berkelanjutan melalui Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) hingga Januari 2020 seluas 5,45 juta hektare (ha). Luas lahan sawit yang telah tersertifikasi ISPO akan memiliki daya saing produksi yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
“Sekarang sertifikasi ISPO semakin banyak, karena perintah presiden (Jokowi) kepada Kementan, memastikan semua pelaku usaha menerapkan ISPO, sekarang udah lumayan progresnya, udah 5,4 juta (ha),” ujar Kepala Sekretariat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) Azis Hidayat di Menteng Coffee, Jakarta, Kamis (13/2).
Berdasarkan catatan Aziz, jumlah sertifikat ISPO yang telah terbit sebanyak 621 buah. Rinciannya, 607 perusahaan, 10 koperasi swadaya, dan 4 KUD Plasma dengan luas 5,45 juta ha. Untuk total produksi Crude Palm Oil (CPO) 13 juta ton per tahun. Produktivitas 18,96 ton per ha dan Rendemen rerata 24,45 persen.
Aziz menambahkan, April nanti akan ada tambahan sertifikasi ISPO lahan sawit lagi. Kebetulan pada saat itu akan digelar acara internasional ISPO .
ADVERTISEMENT
“Ya kita nunggu sampai Maret (2020) kita suratin terus (pelaku usaha). Karena kan kadang-kadang perbaikan perlu waktu. Nunggu kawasan belum terbit, menunggu HGU, perpanjangan. Belum izin limbah B3,” imbuhnya.
Sejauh ini, pemerintah terus mendorong untuk sertifikasi ISPO bagi lahan sawit yang dinilai belum memiliki unsur keberlanjutan. Salah satu dorongan pemerintah melalui Inpres No 6 Tahun 2019 Tentang Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Tahun 2019-2024.