Sri Mulyani Cermati Dampak Konflik AS - Iran ke Ekonomi Indonesia

9 Januari 2020 20:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sri Mulyani Indrawati tiba di kompleks istana. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sri Mulyani Indrawati tiba di kompleks istana. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Konflik yang terjadi antara Iran dan Amerika Serikat (AS) dikhawatirkan berdampak juga pada perekonomian dunia. Padahal sebelumnya perekonomian dunia diprediksi membaik pada 2020.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa saat ini pihaknya masih mengkaji dampak dari memanasnya hubungan AS dan Iran. Meski demikian, situasi masih dinamis.
"Suasana dua minggu pertama di 2020 kita lihat dinamika yang sangat tinggi dengan kejadian yang terjadi di Iran. Jadi kita juga akan lihat bagaimana downsize risk untuk 2020 ini akan mempengaruhi proyeksi yang disampaikan. Itu yang akan selalu kita lihat," kata Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/1).
Ia akan mencermati perubahan harga-harga komoditas. Bisa jadi terpengaruh oleh konflik AS-Iran. "Kalau dari sisi harga komoditas apakah akan positif atau negatif, dari confident antar negara dari sisi perdagangannya apakah memberikan confident positif atau tidak," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Kemudian munculnya sentimen investasi, itu semua akan dilihat dari dinamika awal tahun ini," tambahnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Selain itu, dia menyebut ada pengaruh lainnya yang harus diwaspadai Indonesia. Hal itu berkaitan dengan prediksi penurunan ekonomi yang akan dialami China dan India.
Kedua negara itu, kata Sri Mulyani, punya pengaruh yang dampaknya bisa terasa di berbagai negara. Termasuk Indonesia. Pihaknya pun berupaya mengantisipasi supaya dampak negatifnya tak terlalu besar ke Indonesia.
"Kalau Asia di fokuskan biasanya Asia Pasifik itu yang paling besar RRT, karena RRT selama ini dianggap ekonominya sedang adjustment ke bawah jadi selalu ada dinamika untuk proyeksi dari Asia Pasifik itu sangat dipengaruhi oleh RRT," jelasnya.
"India juga dalam kondisi yang tidak mudah. Jadi kalau Moody's mengatakan Asia dalam situasi tidak terlalu kuat ada alasannya terhadap hal itu. Makanya saya selalu mengatakan bahwa dinamika inilah yang harus terus kita coba kawal, atau kita kelola supaya tidak terlalu besar imbasnya ke dalam negeri," pungkasnya.
ADVERTISEMENT