Sriwijaya Air Buka Suara soal Pendirinya, Hendry Lie, Jadi Tersangka Kasus Timah

1 Mei 2024 17:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pesawat Sriwijaya Air di landasan pacu Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat Sriwijaya Air di landasan pacu Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
PT Sriwijaya Air merespons terkait pendiri Sriwijaya, Hendry Lie, ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung (Kejagung), akibat kasus korupsi tata niaga komoditi timah di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah Tbk pada 2015-2022.
ADVERTISEMENT
Corporate Secretary Sriwijaya Air Group, Zaidan Ramli, memastikan maskapai tetap melayani para pelanggan setianya di tengah isu kasus timah yang berkembang beberapa hari ke belakang.
“Pada prinsipnya kami menghargai proses hukum yang sedang berjalan, namun demikian kasus tersebut tidak ada kaitannya dengan PT Sriwijaya Air selaku entitas bisnis yang berbeda,” ujar Zaidan dalam keterangannya, Rabu (1/5).
Zaidan memastikan pihaknya menjunjung tinggi profesionalisme dalam operasional penerbangan selama ini. Hal ini juga tidak berpotensi pada gangguan layanan operasional pada penerbangan dan memastikan terimplementasi sesuai standar yang ada.
“Sebagaimana berita yang berkembang beberapa hari ke belakang, seperti yang kita ketahui bersama salah satu pendiri Sriwijaya Air tersandung kasus tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah,” kata Zaidan.
Ilustrasi pesawat Sriwijaya Air Foto: Dok. Sriwijaya Air
Hendry Lie dan adiknya, Fandy Lingga menjadi 2 di antara 5 tersangka baru yang ditetapkan Kejagung. Berdasarkan laman resmi Sriwijaya Air, Hendry Lie tercatat sebagai komisaris perusahaan bersama sang kakak, Chandra Lie. Keduanya merupakan pendiri Sriwijaya Air di 2002.
ADVERTISEMENT
Perjalanan bisnis penerbangan ini terbilang moncer. Saat mengudara pertama kali pada 10 November 2003 ini cuma punya satu armada jenis Boeing 737-200. Lama kelamaan, pesawat yang dimiliki pun bertambah jadi 15 dengan masih tipe Boeing.
Namun hal tersebut tidak bertahan lama karena masalah keuangan datang karena harus menanggung utang yang besar. Apalagi keadaan diperparah usai Sriwijaya Air ‘bercerai’ dengan Garuda Indonesia pada 2019.
Sebelum Sriwijaya Air dibelit masalah keuangan dan menjalin kerja sama dengan Garuda Indonesia, Hendry pernah menjabat sebagai Presiden Komisaris Sriwijaya Air.