Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Survei Populix: Tren Belanja di Live Streaming Jadi Ceruk Baru Bisnis E-Commerce
9 Juni 2023 14:13 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Head of Research Populix, Indah Tanip, mengutarakan kecenderungan masyarakat belanja lewat live streaming meningkat ketika pada masa pandemi COVID-19. Ketika diberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), hampir setiap hari masyarakat mengakses e-commerce untuk berbelanja.
“Tapi kemudian muncul juga kebosanan, setiap hari berbelanja begitu-begitu saja. Kemudian muncullah tren live streaming ini. Awalnya orang penasaran, terus ketagihan. Karena itu benar-benar menghipnotis, awalnya orang tidak ingin beli produk, ditunjukkan seller pas live stream, tiba-tiba check out,” ujar Indah pada konferensi pers daring Populix, Jumat (9/6).
Indah memaparkan salah satu kanal live streaming yang paling disukai masyarakat adalah Shopee Live dan Tiktok Live. Shopee Live digemari konsumen lantaran dinilai menawarkan harga paling murah serta menawarkan sejumlah jasa gratis ongkir, sementara orang berbelanja di Tiktok Live karena konten yang menarik.
ADVERTISEMENT
Selain itu, produk yang paling sering dibeli masyarakat ketika berbelanja live streaming adalah fashion. Sebanyak 79 persen responden survei mengatakan selalu membeli pakaian dalam sesi belanja live streaming.
“Dalam penelitian kami, responden paling aware dengan platform Shopee Live dengan 81 persen, diikuti dengan TikTok Live 49 persen. Kemudian produk yang biasa dinikmati adalah fesyen, kecantikan, dan lifestyle. Jadi fesyen mendominasi transaksi live stream,” ujarnya.
Indah menilai ke depannya tren live streaming ini akan semakin meningkat karena jenis belanja ini menawarkan pengalaman berbelanja yang berbeda dan menyenangkan bagi masyarakat. Ia memproyeksikan bisnis belanja daring ini juga akan mendongkrak pendapatan e-commerce.
“Harapannya live streaming ini bukan jadi kanibalisme purchase channel yang lain, tapi justru mendorong orang lebih banyak spending. Bukan shifting dari (belanja) e-commerce jadi live streaming, tapi justru orang awalnya rencana belanja Rp 100 ribu, jadi 400 ribu karena live stream,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT