Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Susi Ungkap Alasannya Terima Tawaran Jokowi Jadi Menteri KP
13 September 2023 14:02 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Susi menjelaskan, di masa kepemimpinannya pada periode pertama, Jokowi ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia dan menjadikan laut masa depan bangsa Indonesia. Hal inilah yang membuat Susi bersedia dijadikan menteri kabinet pertama Jokowi.
"Salah satu triggering saya diajak Pak Jokowi adalah karena Pak Jokowi mau menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia dan menjadikan laut masa depan bangsa Indonesia," kata Susi dalam acara diskusi di Jakarta, Rabu (13/9).
Namun, menurutnya saat ini Jokowi memiliki visi lain yang diprioritaskan dibandingkan kelautan. Meski begitu, ia mendorong Bupati di wilayah kepulauan harus meneruskan visi tersebut untuk melindungi dan memajukan industri perikanan.
" Kalau sekarang Presiden punya visi lain karena memang harus membangun prioritas infrastruktur dan lain-lain menjadi berbeda visi misinya. Ya bupati pulau harusnya tetap memakai dasar ini, memakai visi presiden pertama," ujar Susi.
ADVERTISEMENT
"Karena Anda, seperti Bangka luas laut Bapak 90 persen dari darat. kalau anda punya policy cuma tentang darat saja, ya anda hanya melakukan pekerjaan 10 persen saja," tambah dia.
Susi juga menyinggung keberhasilannya dalam memberantas illegal fishing atau penangkapan ikan secara ilegal saat menjadi Menteri KKP. Ia menyebut, kala itu jumlah stok ikan di laut Indonesia jumlahnya naik 2 kali lipat.
Selain itu, penanganan illegal fishing ini juga berdampak dengan penangkapan ikan yang didapat lebih besar dan nelayan tak perlu melaut jauh.
"Waktu itu dari jumlah stok ikan juga naik 2 kali lipat. dan saya dengar di masyarakat juga mereka menangkap lebih dekat, ukuran ikan lebih gede, waktunya lebih sedikit, ukuran ikan lebih besar harganya lebih mahal. lebih cepat, lebih besar, lebih banyak uangnya, masyarakat senang itu intinya," ungkap Susi.
Bahkan, ia menyebut pada 2018 para nelayan dapat menangkap ikan tuna yellowfin dengan bobot 90 kilogram. Namun, saat ini hal tersebut tidak lagi ditemukan karena kapal asing sudah masuk kembali ke perairan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau sudah 90 kilogram kan itu tuna besar. Dan saya dengar itu tidak ada lagi karena kapal asing sudah masuk lagi. Ya saya tidak terlalu mengamati secara fisik karena sudah tidak ke daerah-daerah," ujar Susi.