Swasembada Pangan Bakal Prioritaskan Beras Dulu, Bagaimana Caranya?

19 Oktober 2024 14:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon pembeli memilah beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (4/7/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Calon pembeli memilah beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (4/7/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyebut beras sebagai komoditas yang akan diprioritaskan lebih dulu untuk mencapai swasembada pangan. Bagaimana cara mewujudkannya?
ADVERTISEMENT
Ekonom Pangan dan Pertanian dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Eliza Mardian, tidak masalah beras menjadi prioritas untuk mendukung swasembada pangan.
“Tidak ada yang salah dengan prioritas beras, tapi jika pendekatannya masih sama dan persoalan tidak dibenahi dari akarnya ini akan sama saja hasilnya,” kata Eliza kepada kumparan, Sabtu (5/10).
Eliza menyarankan ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas padi. Salah satunya adalah fokus terhadap pembangunan dan revitalisasi jalur irigasi yang rusak. Ia menyebut saat ini mayoritas irigasi tidak berfungsi dengan baik.
Petani Suparlan mengangkat padi apung yang telah di panen. Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
“Membangun irigasi di sawah tadah hujan dan revitalisasi irigasi yang rusak. Mayoritas irigasi kita sudah tidak berfungsi dengan baik,” ungkap Eliza.
Selain itu, Eliza menganggap pemerintah perlu membangun ekosistem yang solid agar dapat menghasilkan benih dengan produktivitas tinggi yang tahan hama, serta perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Eliza mengatakan Rice Milling Unit (RMU) atau penggiling gabah menjadi beras harus dibangun di level petani. Hal ini agar petani tidak lagi bergantung kepada bandar.
“Membangun RMU di level gabungan kelompok petani yang dimiliki petani, agar petani mendapatkan harga berkeadilan, tidak bergantung kepada bandar. Karena ketika petani ini sejahtera, mereka dengan sendirinya akan termotivasi untuk meningkatkan produksinya,” jelas Eliza.
Sejalan dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG), Eliza melihat perlunya keterhubungan antara petani dengan dapur MBG. Hal ini juga dapat memotivasi petani lokal.
Linkage dengan central kitchen Makan Bergizi Gratis, dengan adanya jaminan pasar dan harga ini akan memotivasi petani lokal,” pungkas Eliza.
Dalam catatan kumparan tahap awal swasembada pangan akan berfokus pada beras terlebih dahulu. Selanjutnya ada jagung dan beberapa komoditas lain satu per satu. Amran menilai beras merupakan komoditas utama. Menurutnya, jika swasembada beras bermasalah, maka kondisi pangan negara bisa bermasalah.
ADVERTISEMENT

RI Bisa Jadi Lumbung Pangan Dunia Asal Petani Sejahtera

Indonesia dinilai menjadi lumbung pangan dunia. Eliza Mardian menjelaskan ada beberapa syarat untuk mencapai hal tersebut, salah satunya adalah kesejahteraan petani.
“Dalam lima tahun bisa capai swasembada asal bauran kebijakannya dibenahi, tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi saja melainkan juga ke kesejahteraan petaninya,” ujar Eliza.
Menurutnya, anggaran untuk program yang tidak mensejahterakan petani dapat dialihkan ke program yang dapat meningkatkan produktivitas petani. Eliza bilang, jika petani sejahtera maka produktivitas petani juga dapat meningkat.
“Beberapa program yang tidak langsung menyejahterakan petani namun menelan anggaran besar ini sebaiknya dialihkan ke hal-hal yang menunjang peningkatan produktivitas padi petani,” ungkapnya.