Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Tak Mau Kasus Istaka Karya Terulang, Erick Thohir Cari Solusi Masalah Waskita Cs
1 Agustus 2023 21:22 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir memastikan konsolidasi BUMN Karya melalui merger akan dilakukan. Ia mencontohkan masalah BUMN Karya seperti PT Istaka Karya (Persero) yang terlilit utang kepada vendor.
ADVERTISEMENT
Adapun BUMN Karya yang akan merger dalam 3 tahun ke depan antara lain PT Hutama Karya (Persero) (PTHK) dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, serta PT PP (Persero) Tbk (PTPP) dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).
"Kita mau carikan solusi jadi kita yang hadir di sini sebagai orang-orang baru tidak mau cuci tangan tapi kita akan cari solusi yang terbaik. Walaupun ini peristiwa 2006 seperti Jiwasraya, 2007 Istaka Karya tapi kita coba selesaikan, termasuk bagaimana kita konsolidasi Karya yang sejak awal saya sudah berulang-ulang kita coba konsolidasi," ujar Erick Thohir saat ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Selasa (1/8).
Erick mengatakan merger BUMN Karya membutuhkan waktu tiga tahun, sehingga tidak akan selesai tahun 2023. Rencana ini akan masuk roadmap BUMN 2024-2034.
ADVERTISEMENT
"Bagaimana nanti Hutama Karya dengan Waskita, PP dengan WIKA, dan ini ada prosesnya semua. Dan saya sudah bilang perlu waktu 3 tahunan jadi enggak bisa selesai tahun ini," tutur Erick.
Ketua PSSI itu juga menegaskan rencana pengalihan sejumlah proyek tol Waskita kepada Hutama Karya dalam tahap proses meskipun Waskita masih mencatatkan arus kas negatif.
BUMN Karya sisanya di bawah PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dan Danareksa akan dikonsolidasikan dengan mekanisme merger. Sehingga bisa memperkuat cashflow perusahaan.
“Jangan palugada. Artinya gara-gara rebutan proyek mereka saling membanting harga demi hal tersebut, padahal cashflow-nya tidak ketemu,” imbuh dia di Kementerian BUMN, Kamis (25/5).
“Ketiga yang lebih parah adalah BUMN-BUMN Karya ini melebarkan bisnisnya pada hal-hal yang bukan expertise-nya, seperti sektor properti,” terangnya.
ADVERTISEMENT