Tanggapan Ahok soal Pertamina Rugi Rp 3.350 per Liter dari Pertalite

28 Oktober 2021 18:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat mengunjungi proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan di Kalimantan Timur, Senin (27/9).  Foto: Instagram/@ basukibtpHAR
zoom-in-whitePerbesar
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat mengunjungi proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan di Kalimantan Timur, Senin (27/9). Foto: Instagram/@ basukibtpHAR
ADVERTISEMENT
Harga BBM Pertalite yang selama ini dijual PT Pertamina (Persero) Rp 7.650 per liter ternyata jauh dari keekonomian. Perseroan pun harus menangung selisih atau rugi sekitar Rp 3.350 per liter.
ADVERTISEMENT
Menurut Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Ditjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Soerjaningsih, harga keekonomian Pertalite harusnya Rp 11.000 per liter. Selisih itu terjadi karena harga minyak dunia saat ini terus naik.
Ditanya mengenai jauhnya selisih harga jual dan harga keekonomian Pertalite, Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok hanya menanggapi singkat.
"Tanya ke Bu Dirut (Nicke Widyawati)," kata dia saat dihubungi kumparan, Kamis (28/10).
Petugas SPBU melayani masyarakat dengan mengisi BBM jenis Pertalite. Foto: ANTARA FOTO/Olha Mulalinda
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati belum membalas pesan kumparan mengenai perbedaan jauh harga jual dan keekonomian Pertalite.
Sebelumnya, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Ditjen Migas Kementerian ESDM, Soerjaningsih, menyebut harga pasar Pertalite mestinya Rp 11.000 per liter, sedangkan Premium Rp 9.000 per liter.
ADVERTISEMENT
"Pertalite ini bahan bakar umum nonsubsidi, harga normalnya sudah berada di atas Rp 11.000, harga keekonomiannya," kata Soerjaningsih, Senin (25/10).
Sementara di SPBU, Pertamina masih menjual Pertalite Rp 7.650 per liter atau lebih murah Rp 3.350 dari harga keekonomian. Demikian juga dengan Premium, masih dijual di harga Rp 6.450 per liter atau lebih murah Rp 2.550 dari harga keekonomian di pasar.
Dia menjelaskan, penjualan BBM jenis Pertalite di bawah harga keekonomian di pasar itu dilakukan agar tak ada keresahan di masyarakat, jika harga BBM naik. Maka dia pun meminta Pertamina tetap mendukung kelancaran distribusi BBM dan menjual dengan harga yang terjangkau.
"Ini kembali lagi agar supaya tidak terjadi keresahan di masyarakat karena kenaikan harga cukup tinggi, sehingga Pertamina sebagai BUMN diharapkan bisa support kelancaran pendistribusian BBM yang terjangkau," jelasnya.
ADVERTISEMENT