Target OJK di 2024: Kredit Bank Tumbuh 11 Persen, Dana Pasar Modal Rp 200 T

20 Februari 2024 12:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024 di Hotel St Regis, Selasa (20/2/2024). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024 di Hotel St Regis, Selasa (20/2/2024). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menetapkan sejumlah target di 2024. Target tersebut antara lain kredit tumbuh 9-11 persen dan penghimpunan dana pasar modal mencapai Rp 200 triliun.
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan target OJK lainnya antara lain pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) 6-8 persen. Selain itu, utang pembiayaan perusahaan pembiayaan diproyeksikan tumbuh 10-12 persen.
“Kami optimis dan positif 2024 akan berlanjut kredit perbankan diproyeksikan tumbuh 9 sampai 11 persen, didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga 6 sampai 8 persen,” ujar Mahendra dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024 di Hotel St Regis, Selasa (20/2).
Mahendra menyebut premi asuransi diperkirakan tumbuh 4-6 persen di tengah program reformasi yang dilakukan OJK. Kemudian, aset dana pensiun diperkirakan tumbuh 12 persen dengan aset penjaminan tunggu 9 sampai 11 persen.
“Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan kerja sama koordinasi dan sinergi dengan pemerintah otoritas moneter industri jasa keuangan para pelaku usaha masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya bapak presiden dan bapak dulu yang berbahagia kebijakan OJK di tahun 2024,” sambung Mahendra.
ADVERTISEMENT
Dari sisi keuangan berkelanjutan, OJK memberikan insentif bagi surat utang yang berlandaskan keberlanjutan serta mendukung peningkatan peran sektor keuangan terhadap transisi energi dan mendorong ekosistem melalui peluncuran taksonomi keuangan berkelanjutan hari ini.
“Taksonomi ini dirancang dengan memperhatikan prinsip interoperabilitas dan kredibilitas menyeimbangkan aspek ekonomi lingkungan hidup dan sosial serta bersifat inklusif dengan mencakup penggunaan skala besar dan UMKM,” sambungnya.
“Pada tahap ini, taksonomi itu berfokus pada pengembangan sektor energi khususnya transisi energi menuju net zero edition dan sumber daya critical atau critical mineral sebagai pendukungnya sebagai wujud komitmen OJK mendukung perbankan menuju net zero emission dalam waktu dekat,” lanjut Mahendra.
OJK mencermati rasio solvabilitas industri jasa keuangan juga terpantau solid baik di sektor perbankan perusahaan pembiayaan maupun asuransi dan dana pensiun. Sektor perbankan mencatat rasio kecukupan modal atau CAR 27,65 persen di atas negara-negara kawasan.
ADVERTISEMENT
“Kredit restrukturisasi COVID-19 terus turun, mencerminkan sektor riil sudah bangkit. Kami yakin transisi menuju normalisasi akan berjalan baik didukung dengan kecukupan pencadangan yang dibentuk selama ini,” imbuhnya.