TBS Dapat Pinjaman Rp 161 Miliar dari Asia Development Bank

19 Desember 2024 10:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), Pandu Patria Sjahrir dalam paparan publik TOBA virtual, Kamis (1/12/2022).  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), Pandu Patria Sjahrir dalam paparan publik TOBA virtual, Kamis (1/12/2022). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
PT TBS Energi Utama Tbk (TBS) mendapat pembiayaan dari Asian Development Bank (ADB) senilai USD 10 juta atau Rp 161 miliar (Rp 16.000 per Dolar AS).
ADVERTISEMENT
Nantinya, pembiayaan tersebut digunakan untuk mengubah motor listrik dan stasiun penggantian baterai (BSS/battery swapping station).
Pandu Sjahrir, Co-Chief Executive Officer TBS mengungkap pembiayaan oleh ADB ini dapat mempercepat upaya transformasi transportasi si Indonesia menjadi ramah lingkungan, terjangkau dan berkelanjutan.
“Kerja sama dengan ADB akan mempercepat upaya kami dalam mengubah wajah transportasi di Indonesia. Kami berusaha memberikan sarana mobilitas yang ramah lingkungan, terjangkau, dan berkelanjutan kepada masyarakat, sekaligus mendukung target nasional untuk memerangi perubahan iklim. Electrum lebih dari sekadar bisnis, ini adalah komitmen kami untuk membangun masa depan yang lebih bersih dan lebih tangguh bagi Indonesia,” ungkapnya dikutip dari keterangan tertulis pada Kamis (19/12).
Saat ini produk motor listrik yang dimiliki TBS melalui investasi TBS pada PT Energi Kreasi Bersama adalah Electrum. Adanya pendanaan dari ADB ini juga dapat membuat Electrum dapat lebih terjangkau, berkualitas tinggi dan mendapat dukungan untuk penggantian baterai secara luas.
ADVERTISEMENT
“Melalui Electrum, kami ingin mengatasi sejumlah penghambat utama yang menghalangi adopsi kendaraan listrik, seperti biaya awal yang mahal dan kekhawatiran mengenai jarak tempuh. Dengan menawarkan motor listrik berkualitas tinggi yang ditunjang oleh jaringan penggantian baterai yang luas, kami berupaya menyediakan solusi yang benar-benar memenuhi kebutuhan masyarakat,” lanjutnya.
Pembiayaan ini terdiri dari USD 5 juta atau Rp 80,5 miliar yang berasal dari ADB dan pinjaman USD 5 juta atau Rp 80,5 miliar yang berasal dari Kemitraan Pembiayaan Iklim Australia (ACFP/Australian Climate Finance Partnership) yang dikelola ADB. DBS Indonesia juga ikut serta sebagai pemberi pinjaman paralel.
Indonesia juga dipandang sebagai pasar otomotif terbesar di di Asia Tenggara. Pada 2022, terdapat sekitar 148 juta kendaraan roda dua di Indonesia namun hanya 26.000 yang menggunakan tenaga listrik.
ADVERTISEMENT
“Indonesia mengalami urbanisasi pesat dan meroketnya pertumbuhan kepemilikan kendaraan pribadi, terutama sepeda motor. Melalui kerja sama dengan TBS dalam proyek ini, ADB bertujuan meningkatkan keandalan motor listrik dan menambah opsi transportasi berkelanjutan bagi penduduk Indonesia,” tutur Direktur Jenderal ADB bidang Operasi Sektor Swasta, Suzanne Gaboury.
Suzanne juga menuturkan pembiayaan oleh ADB ke TBS ini dapat menunjukan motor listrik layak komersial dan dapat mendorong investasi.
“Sebagai pembiayaan sektor swasta pertama ADB dalam industri kendaraan listrik di Indonesia, proyek ini dapat menunjukkan kelayakan komersial motor listrik dan mendorong investasi lebih lanjut guna mempromosikan penggunaannya,” lanjutnya.