TBS Energi (TOBA) Siapkan 80-90 Persen Belanja Modal untuk Bisnis EBT di 2023

27 Januari 2023 15:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk Pandu Patria Sjahrir. Foto: Galang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk Pandu Patria Sjahrir. Foto: Galang/kumparan
ADVERTISEMENT
Perusahaan tambang batu bara, PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) mayoritas untuk bisnis energi baru dan terbarukan (EBT) di tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diungkapkan Wakil Direktur Utama TOBA, Pandu Sjahrir. Dia mengatakan, perusahaan tengah mempersiapkan 3-4 proyek pengembangan EBT. Namun, dia enggan membeberkan rinciannya lebih lanjut.
Keponakan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan tersebut menuturkan, mayoritas belanja modal yang sudah disiapkan sebesar 80-90 persen untuk bisnis non batu bara. Sementara untuk bisnis batu bara hanya 10 persen.
"Capex yang sudah ada semuanya mostly non coal, 80-90 persen non coal. Tahun ini non coal capex, kalau ada (batu bara) itu maintenance capex," ungkapnya kepada wartawan di Hotel Fairmont Jakarta, Kamis (26/1).

TOBA Genjot untuk Electrum

Presiden Joko Widodo resmikan kolaborasi ekosistem kendaraan listrik antara Electrum, Gesits, PT Pertamina, dan Gogoro di Jakarta, Selasa (22/2). Foto: Electrum
Dari total belanja modal non batu bara tersebut, sebesar 30 persen akan dikerahkan untuk Electrum, perusahaan patungan bersama Gojek yang bergerak di bidang pembangunan ekosistem kendaraan listrik roda dua.
ADVERTISEMENT
"Mungkin lebih dari 1/3, di atas 30 persen ya," tambah Pandu, yang juga merupakan CEO Electrum.
Berdasarkan catatan kumparan, TOBA telah berkomitmen membenamkan investasi USD 500 juta untuk mencapai target net zero emission (NZE) pada 2030. Nilai komitmen itu dengan kurs saat ini, setara Rp 7,49 triliun.
Pandu berkata, investasi USD 500 juta tersebut disiapkan dalam bentuk belanja modal untuk 5 tahun ke depan, yakni investasi dengan fokus pada industry renewable dan clean energy.
"Target Net Zero Emission ini lebih cepat dari target Pemerintah Indonesia yaitu di tahun 2060," katanya melalui pernyataan resmi, Selasa (2/11/2021).