Transaksi Berjalan RI Defisit 0,5 Persen PDB di Kuartal II 2023

22 Agustus 2023 10:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menunjukan uang pecahan Rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menunjukan uang pecahan Rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi berjalan kembali defisit di kuartal II 2023. Defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sebesar USD 1,9 miliar atau 0,5 persen dari produk domestik bruto (PDB), merosot dari kuartal sebelumnya yang mencatatkan surplus USD 3,0 miliar atau 0,9 persen dari PDB kuartal sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Transaksi berjalan mencatat defisit rendah di tengah kondisi penurunan harga komoditas dan perlambatan ekonomi global serta berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya, Selasa (22/8).
Sementara itu, transaksi modal dan finansial pada kuartal II 2023 mencatat defisit USD 5,0 miliar atau 1,4 persen dari PDB, setelah pada kuartal sebelumnya mencatat surplus USD 3,7 miliar atau 1,1 persen dari PDB.
Kinerja transaksi modal dan finansial dinilai tetap terkendali, ditopang oleh investasi langsung di tengah kondisi ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. Investasi langsung tetap solid sehingga tetap mampu membukukan surplus sebagai cerminan dari tetap terjaganya persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik.
ADVERTISEMENT
Investasi portofolio dan investasi lainnya mencatat defisit sejalan dampak kenaikan ketidakpastian pasar keuangan global, serta peningkatan pembayaran global bonds dan pinjaman luar negeri yang jatuh tempo sesuai pola kuartalan.
Surplus neraca perdagangan nonmigas masih tinggi meski lebih rendah dari kuartal sebelumnya. Kondisi ini dipengaruhi ekspor nonmigas yang menurun sejalan dengan penurunan harga komoditas dan perlambatan ekonomi global, sedangkan impor menurun terbatas di tengah kondisi membaiknya aktivitas ekonomi domestik.
Dengan perkembangan tersebut, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II 2023 mencatat defisit USD 7,4 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Juni tercatat tetap tinggi sebesar USD 137,5 miliar atau setara dengan pembiayaan 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
ADVERTISEMENT
"Bank Indonesia menilai kinerja NPI kuartal II 2023 yang terjaga mampu terus menopang ketahanan eksternal Indonesia. Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal," jelasnya.