Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Jelang dua minggu berjalan sejak mulai live pada Jumat (20/10), Bursa Crude Palm Oil (CPO ) Indonesia dinilai belum dapat mencatatkan transaksi yang memuaskan.
ADVERTISEMENT
"Sampai saat ini saya belum happy, tanggal 20 (Oktober) sampai sekarang berarti sudah 10 hari ya, ya hampir 2 minggu itu transaksinya relatif enggak baik enggak bagus ya," tutur Didid di Kantor Bappebti, Jakarta pada Rabu (1/11).
Menurutnya, transaksi di Bursa CPO yang berada di bawah naungan Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia tersebut masih sedikit.
"Transaksinya masih sangat sedikit saya belum happy untuk ini. Jadi 2 minggu itu masih masih di bawah ekspektasi kami," tambah Didid.
Kendati demikian, Didid mengibaratkan Bursa CPO Indonesia saat ini sebagai bayi yang baru dilahirkan dan masih belajar berjalan.
ADVERTISEMENT
Sehingga Didid memastikan Bappebti sebagai lembaga pengawas di bawah Kemendag dalam hal ini masih akan terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan Bursa CPO Indonesia.
"Saya mengibaratkan ini bayi masih dalam inkubasi, sudah lahir tapi perlu perhatian yang sangat luar biasa, dan itu akan kami lakukan terus," tambah Didid.
Bahkan Didid mengeklaim, Bappebti melakukan pengawasan insentif terhadap Bursa CPO. "Pengawasannya juga langsung melihat ya, jadi tidak menunggu laporannya saja tapi pengawasannya malah terjun langsung gitu," imbuh Didid.
Meskipun, tercatat mulai hari ini, Rabu (1/11) Didid tidak lagi menjabat sebagai Kepala Bappebti lantaran masanya menjadi pejabat struktural harus segera diakhiri sebelum usianya menginjak angka 60 tahun.
Sebelumnya, Bursa CPO Indonesia telah resmi beroperasi atau live sejak 20 Oktober 2023 atau 3 hari lebih cepat dari perkiraan tanggal 23 Oktober 2023.
ADVERTISEMENT
Bursa CPO ini resmi diluncurkan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) pada Jumat, (13/10) di Jakarta. Bursa CPO Indonesia diharapkan dapat mendorong pembentukan harga acuan CPO yang transparan, akuntabel, dan tepat waktu, baik untuk perusahaan besar, menengah, maupun kecil/petani kelapa sawit.
Indonesia berkontribusi lebih dari 50 persen kebutuhan CPO dunia, namun belum memiliki harga acuan sendiri. Harga patokan ekspor CPO saat ini bersumber dari Rotterdam dan Malaysia.
Sebagai negara produsen CPO terbesar dunia dengan produksi 47 juta ton per tahun, sudah sejak lama Indonesia bercita-cita memiliki bursa CPO.
Kemendag telah menunjuk Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia sebagai penyelenggara Bursa CPO Indonesia. Saat ini ada 18 perusahaan yang bergabung.
ADVERTISEMENT