Tutup 2020 Sebelum Gabung ke BSI, Bank Syariah Mandiri Raup Laba Rp 1,43 Triliun

30 Januari 2021 18:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Bank Syariah Mandiri. Foto: Dok. Bank Syariah Mandiri
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Bank Syariah Mandiri. Foto: Dok. Bank Syariah Mandiri
ADVERTISEMENT
Menutup tahun 2020 Bank Syariah Mandiri meraup laba Rp 1,43 triliun. Tahun 2020 merupakan tahun buku terakhir Bank Syariah Mandiri, sebelum bergabung ke dalam Bank Syariah Indonesia (BSI).
ADVERTISEMENT
Dikutip dari keterangan tertulis PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah), laba tahun 2020 sebesar itu naik 12,51 persen dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Selain membukukan kenaikan laba bersih, Bank Syariah Mandiri juga mencatat kinerja positif secara keseluruhan dengan pertumbuhan aset, pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) yang signifikan dengan kualitas pembiayaan yang tetap terjaga. Capaian ini menunjukkan kuatnya tata kelola perusahaan yang dilakukan secara terukur serta sesuai kaidah.
“Alhamdullilah, kami bersyukur atas semua pencapaian positif sepanjang 2020. Dan tentunya kami berterimakasih kepada seluruh stakeholders, terutama nasabah, serta seluruh pihak yang telah mendukung dan memberi kepercayaan kepada Mandiri Syariah,” kata Direktur Utama Bank Syariah Mandiri, Hery Gunardi.
Raihan laba bersih Bank Syariah Mandiri pada 2020 ditopang pertumbuhan pembiayaan dan membaiknya rasio pendanaan murah yang dikelola perusahaan. Pembiayaan tahun lalu tumbuh 10,43 persen secara tahunan dari Rp 75,54 triliun menjadi Rp 83,43 triliun.
Nasabah bertransaksi di Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah). Foto: Bank Syariah Mandiri
Kemudian, DPK kelolaan Bank Syariah Mandiri naik 12,80 persen yoy, dari Rp 99,81 triliun menjadi Rp 112,58 triliun.
ADVERTISEMENT
Pembiayaan Mandiri Syariah yang tumbuh positif didorong kontribusi kenaikan pembiayaan segmen retail sebesar 18,41 persen yoy menjadi Rp 53,24 triliun.
Kinerja positif pembiayaan segmen retail ini didukung produk layanan berbasis emas (cicil emas dan gadai emas) yang naik 32,23 persen yoy menjadi Rp 3,94 triliun dan pembiayaan consumer (pembiayaan mitraguna, pembiayaan pensiunan, pembiayaan kepemilikan kendaraan dan rumah) yang naik 29,13 persen menjadi Rp 39 triliun selama tahun 2020. Adapun untuk segmen corporate banking  naik 4,83 persen yoy menjadi Rp23,43 triliun.
Terkait kualitas pembiayaan, Mandiri Syariah mampu mengimbangi pertumbuhan pembiayaan yang solid sepanjang 2020 dengan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) yang terjaga, di mana NPF Netto tercatat 0,72 persen dan NPF gross sebesar 2,51 persen.
Ilustrasi Bank Mandiri Syariah. Foto: ANTARA FOTO/Audy Alwi
Dalam hal pendanaan, kinerja positif terjadi karena ditopang pertumbuhan dana tabungan hingga 18,73 persen menjadi Rp 47,25 triliun, angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan tabungan secara nasional yang berkisar di angka 15,65 persen (Oktober).
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ini menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada Bank Syariah Mandiri sekaligus dampak dari adanya kemudahan layanan pembukaan rekening secara online. Selama tahun 2020 tercatat sebanyak 241.278 nasabah yang membuka rekening dari gawai (handphone).
Konsistensi Bank Syariah Mandiri dalam melakukan inovasi produk layanan berbasis teknologi juga membuahkan hasil dengan adanya kenaikan transaksi di layanan digital Bank Syariah Mandiri, terutama Mandiri Syariah Mobile (MSM) selama tahun 2020 yang naik sebesar 82,25 persen yoy dengan nilai transaksi sebesar Rp 50,26 triliun.
Kenaikan transaksi tersebut menyumbang pendapatan berbasis komisi (Fee Based Income) dari MSM sebesar Rp 66,9 miliar naik 72 persen yoy dari total Fee Based Income sebesar Rp 1,87 triliun menjadi Rp 2,09 triliun, atau naik 11,86 persen secara yoy.
ADVERTISEMENT
Pencapaian tersebut menjadikan pendapatan margin dan bagi hasil bersih perusahaan sepanjang 2020 tumbuh 11,02 persen secara tahunan menjadi Rp 5,87 triliun.