Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Update Tren Jurnalisme & Perbankan, CIMB Niaga Gelar Journalist Class & Workshop
4 November 2024 9:45 WIB
·
waktu baca 7 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini digelar sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi media dalam Road to Jurnalisme Inspiratif di 16 kota.
Selain itu, kegiatan yang digelar selama 3 hari, 24-26 Oktober 2024, di Learning Center CIMB Niaga, Gunung Geulis, Bogor, ini juga ditujukan agar jurnalis mendapatkan edukasi dan pemahaman terhadap isu terkini perbankan maupun produk layanan CIMB Niaga.
Pada hari pertama para jurnalis secara eksklusif mendapatkan informasi terbaru mengenai CIMB Niaga. Dimulai dengan materi dari Direktur Consumer Banking CIMB Niaga berjudul Banking Reimagined: Next Wave of Consumer Banking.
Tak hanya itu, ada pula sesi selanjutnya dari tim Digital Banking seputar tren perbankan digital. Pada hari pertama, para jurnalis juga berkesempatan berkeliling melihat fasilitas Learning Center CIMB Niaga.
Pada hari kedua, usai mendapat pemahaman mengenai perbankan, peserta juga mendapatkan pelatihan seputar jurnalisme terutama di era digital. Hari dimulai dengan pemaparan perkembangan teknologi mempengaruhi industri media dan perbankan, dengan cara beradaptasi memanfaatkan kemajuan teknologi.
Dari sisi industri media, materi disampaikan dengan menarik oleh Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad. Sementara dari sisi perbankan, materi disampaikan oleh Head of Decision Management and Advance Analytics CIMB Niaga Angelica Permatasari.
ADVERTISEMENT
Salah satu topik yang menarik dari materi Arifin adalah mengenai bagaimana industri media dan teknologi berjalan beriringan. Ketua Dewan Penasihat Forum Pemimpin Redaksi tersebut mulanya menjawab pertanyaan salah satu jurnalis mengenai peran Artificial Intelligence (AI) dalam kehidupan jurnalis
Arifin mengibaratkan wartawan yang mengetahui kegunaan AI dan menggunakannya secara baik seperti burung yang mengetahui cara terbang, sebab tau cara kerja yang mudah. Hanya saja, tetap perlu diarahkan.
Selain itu, menurut Arifin, ada banyak kerja wartawan yang tidak bisa dilakukan oleh AI, seperti mengkonfirmasi informasi dari narasumber. Sebab, wartawan sudah seharusnya mengetahui kebenaran dari tulisan yang ditulisnya.
Sehingga, menurut Arifin, tidak salah wartawan menggunakan AI sebagai salah satu alat mempermudah kinerja. Hanya saja digunakan untuk informasi awal saja, sebelum melakukan konfirmasi kepada narasumber terkait.
ADVERTISEMENT
“Tapi kalau menjadi sebuah produk jurnalistik, ya kita harus menulis konten sendiri, (dan) harus memastikan kontennya benar. Makanya ada konfirmasi-konfirmasi untuk memperkuat bahwa konten itu menjadi benar,” tutur Arifin.
Sementara, dari sisi perbankan, Angelica menjelaskan mengenai digitalisasi di sektor perbankan, salah satunya pentingnya kolaborasi antara sektor perbankan dengan media digital. Dia menekankan kolaborasi yang terjalin untuk meningkatkan literasi keuangan di masyarakat, utamanya pada generasi muda yang sangat mudah mendapatkan informasi dari media digital.
“Jangan sampai nanti mereka terlibat hal-hal yang tidak baik karena ingin ikut-ikutan temannya lalu jadi rugi gitu ya. Nah itu mungkin dari media juga bisa mengambil peran di situ agar generasi muda kita bisa positif dan bijak mengelola keuangannya,” terang Angelica.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Presiden Komisaris kumparan Budiono Darsono yang berbagi pengalaman menjadi wartawan sejak dari era Presiden Soeharto hingga Prabowo. Dalam ceritanya menjadi punggawa pembangunan media digital di Tanah Air, Budiono juga menekankan pentingnya mengikuti perkembangan zaman.
Sepak terjang Budiono membangun media digital di Tanah Air mulai dari detik.com, kompas.com hingga anak terakhir yang masih diasuhnya, yaitu kumparan.com.
Budiono menjelaskan, selama perjalanan itu, dia juga ditemani banyak teman. Selain itu, dia juga menekankan bisnis media tidak untuk orang yang berharap dapat bergelimangan harta.
Meskipun sempat melihat angka yang besar ketika detik.com ditawar oleh investor asing, sebelum diakuisisi 100 persen oleh CT Corp, akan tetapi menurut dia banyak hal duka yang juga dilewati dia dan teman-temannya dalam membangun media digital di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
"Bicara bisnis media enak diomongkan, tapi tidak enak untuk dijalankan. Meskipun saya cerita enaknya, gak enaknya banyak sebenarnya, susahnya kalau mau nyari iklan berat, itu susah, dan lain sebagainya,"
Terlebih menurut dia, bisnis media berbicara soal bisnis kredibilitas. Sehingga kerja keras sangat dibutuhkan dalam bisnis ini. "Percayalah dengan kerja keras, keberuntungan akan datang," terangnya.
Materi kemudian dilanjutkan dengan paparan dari Head of Marketing, Brand & Customer Experience CIMB Niaga Muhamad Firdaus Andjar dengan tema Brand, Marketing and Beyond. Dalam paparannya, Firdaus menjelaskan mengenai program Kejar Mimpi CIMB Niaga yang telah bertahan sejak 2017.
Mengutip laman Kejar Mimpi CIMB Niaga, Kejar Mimpi adalah gerakan sosial yang diinisiasi oleh CIMB Niaga untuk membantu generasi muda Indonesia mewujudkan mimpinya. Gerakan ini bertujuan untuk membentuk karakter yang positif, produktif, dan independen.
ADVERTISEMENT
Firdaus menjelaskan, Kejar Mimpi dari sisi sebagai brand positioning. Menurut dia, sebuah brand positioning itu tidak hanya sekadar tagline. Sebab menurut dia, hal ini harus bisa dirasakan sehingga dianggap sebagai experience.
“Kejar Mimpi kalau ditranslate sebagai brand positioning, adalah CIMB Niaga sebagai brand, selalu ingin menjadi bagian dari mengejar mimpinya nasabah-nasabah di setiap stage of lifenya mereka,” terang Firdaus.
Ada empat pilar fokus Kejar Mimpi sebagai Corporate Social Responsibility (CSR), meliputi pendidikan, lingkungan, pembangunan ekonomi sosial dan filantropi.
Setelah itu, ada juga paparan menarik soal pengalaman dan tips bagaimana meramu berita-berita dari bentuk tulisan menjadi konten yang mudah dicerna audiens di media sosial. Materi ini disampaikan oleh Mbak kumparan, sosok ikonik yang kerap wara-wiri di media sosial kumparan. Mbak kumparan berbagi ilmu seputar pemilihan angle konten media sosial, pengeditan, dan teknik lain yang mampu membuat konten lebih diminati audience.
Menjelang mata hari terbenam, para jurnalis diajak ke area terbuka untuk membuat pot bunga ramah lingkungan dari bubuk jerami dan lem yang dipandu oleh tim Ecoplast. Pada sesi ini para peserta juga diberi oleh-oleh tanaman bambu mini. Sesi ini diadakan sebagai wujud kepedulian CIMB Niaga untuk menjaga lingkungan.
ADVERTISEMENT
Usai makan malam, para jurnalis diberikan asupan ilmu dari jurnalis senior, yaitu Wakil Direktur Utama Kompas TV Rosiana Silalahi dan fotografer senior Beawiharta dalam talkshow yang bertajuk Revolusi Media: Kreativitas di Era Jurnalisme Multi Platform.
Rosiana menceritakan pengalamannya saat berkarir sebagai Pimpinan Redaksi di Kompas TV hingga saat ini sebagai Wakil Direktur Utama Kompas TV. Rosiana menekankan saat ini tidak perlu mengikuti ego untuk mengedepankan televisi di era digital. Sebab, tujuan jurnalisme adalah menyebarkan informasi yang benar.
"Yang membuat kami sukses go digital first karena tidak ada lagi ego, ini TV dulu, ini digital dulu. Mana sih yang lebih penting, ditonton, dilihat dan dipercaya atau ditayangin di TV dulu? nggak gitu kan,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Rosiana menekankan, pekerja media tetap harus berpedoman dan memegang teguh nilai-nilai jurnalisme. Meskipun zaman yang berganti membuat godaan untuk menanggalkan hal ini juga semakin beragam.
“Zaman berubah, musim berganti, tapi nilai-nilai jurnalisme jangan dikorbankan. Jangan karena money, demi adsense yang sangat menggoda itu, kita kemudian melacurkan profesi ini,” terang Rosiana.
Dia kemudian menyinggung kepercayaan terhadap media di Indonesia dengan di Amerika Serikat yang menurut dia perlu disyukuri oleh awak media di Tanah Air. “Trust media di AS di bawah 40 persen, bersyukur trust kita pada media mainstream di Indonesia itu masih di atas 60 persen,” ujarnya.
Senada dengan Rosiana, fotografer senior Beawiharta juga bercerita soal bagaimana fotografer yang berpegang teguh dengan nilai-nilai jurnalisme, di tengah kemajuan teknologi yang membuat semua orang bisa memiliki alat yang sama.
ADVERTISEMENT
“Ada foto ada video, ada kamera proper, ada HP, semuanya berujung pada produk, (misalnya) foto adalah sesuatu yang berbeda, foto adalah kesimpulan, sebagai fotografer harus berpikir mana yang bisa membuat pembaca terpukul (merasakan suasana yang digambarkan berita),”
Sehingga, seorang fotografer yang memegang nilai-nilai jurnalisme memiliki amanah untuk menyampaikan perasaan dari sesuatu yang diberitakan. Hal ini datang dari mata dan pesan apa yang akan disampaikan oleh fotografer.
“Bukan dari HP, bukan dari device tapi dari apa yang kita pikir,” terang Bea.
Hari ketiga akan ditutup dengan memberikan pengalaman kepada para jurnalis yang menjadi peserta, untuk bisa jalan-jalan di Jakarta menggunakan salah satu moda transportasi umum LRT.
Sehingga, selain mendapatkan materi dan pelatihan langsung dari para expert di dunia jurnalistik, para peserta yang sebagian besar berasal dari daerah, juga bisa mendapatkan pengalaman langsung menjajal transportasi umum di Jakarta lewat kegiatan CIMB Niaga kali ini.
ADVERTISEMENT