Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Utang BUMN Karya Tembus Rp 46,21 Triliun, Begini Solusi dari Erick Thohir
2 Agustus 2023 7:46 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK ) Mahendra Siregar mengungkapkan total kredit atau pinjaman BUMN karya ke seluruh perbankan mencapai Rp 46,21 triliun.
ADVERTISEMENT
Hal ini menyusul banyak perusahaan pelat merah di bidang konstruksi terlilit utang hingga membuat bank melakukan mitigasi risiko dengan menghentikan kredit ke BUMN Karya, salah satunya PT Bank Mandiri Tbk (Persero).
"Pinjaman bank-bank kepada BUMN karya, menurut catatan yang kami miliki secara total kredit seluruh bank kepada BUMN karya adalah sebesar Rp 46,21 triliun," ungkap Mahendra saat Konferensi Pers KSSK III 2023, Selasa (1/8).
Atas hal itu, Menteri BUMN Erick Thohir mencari solusinya dengan memastikan konsolidasi BUMN Karya melalui merger akan dilakukan.
Adapun BUMN Karya yang akan merger dalam 3 tahun ke depan antara lain PT Hutama Karya (Persero) (PTHK) dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, serta PT PP (Persero) Tbk (PTPP) dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).
ADVERTISEMENT
Erick mengatakan merger BUMN Karya membutuhkan waktu tiga tahun, sehingga tidak akan selesai tahun 2023. Rencana ini akan masuk roadmap BUMN 2024-2034.
"Bagaimana nanti Hutama Karya dengan Waskita, PP dengan WIKA, dan ini ada prosesnya semua. Dan saya sudah bilang perlu waktu 3 tahunan jadi enggak bisa selesai tahun ini," tutur Erick.
Ketua PSSI itu juga menegaskan rencana pengalihan sejumlah proyek tol Waskita kepada Hutama Karya dalam tahap proses meskipun Waskita masih mencatatkan arus kas negatif.
Rapat Direksi Tak Pernah Bahas Keuangan
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN I Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, kinerja PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) yang masih terlilit utang. Hal ini disebabkan Direksi perseroan tidak pernah membahas arus kas atau cash flow ketika rapat.
ADVERTISEMENT
“Yang paling kacau kan (keuangan BUMN) Karya. Saya masukkan tim saya ke WIKA. Setelah dua minggu di WIKA saya panggil, apa masalahnya? ‘Pak orang WIKA insinyur sipil semua, kalau ngomong konstruksi jago, kalau rapat direksi enggak pernah bahas mengenai cash flow atau profitability,” katanya di Injourney Talks yang berlangsung di Sasono Langen Budoyo Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Selasa (1/8).
Dalam acara itu, hadir juga Menteri BUMN Erick Thohir, Komisaris Utama Injourney Triawan Munaf, dan Direktur Utama Injourney Dony Oskaria.
Tiko menambahkan, rapat Direksi di WIKA selalu membahas progres pembangunan proyek, tapi tidak pernah membahas piutang. Oleh sebab itu kinerja keuangan WIKA masih menghadapi utang yang menumpuk.
“Rapat Direksi di WIKA enggak pernah ngomong piutang lagi, tidak pernah ngomong profitability project. Jadi ya loss semua, proyeknya jadi semua tapi laba project rugi. Tapi laba perusahaan rugi karena rapat direksi enggak pernah bahas mengenai profitability. Jadi ini kadang-kadang lucu-lucu juga,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT