Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Utang Pemerintah Terus Naik, ADB Yakin Stabilitas Fiskal Indonesia Masih Aman
12 Desember 2024 13:26 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Direktur Asian Development Bank (ADB) untuk Indonesia, Jiro Tominaga, menegaskan keyakinannya terhadap kemampuan pemerintah membayar utang meski tren pinjaman terus naik untuk mendukung berbagai program pembangunan.
ADVERTISEMENT
Menurut Jiro, salah satu alasan di balik keyakinan tersebut adalah rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB ) Indonesia yang masih tergolong rendah.
"Saya rasa kami sangat yakin. Saya tidak melihat adanya kekhawatiran saat ini mengenai kemampuan Indonesia untuk membayar utangnya, tidak hanya untuk kita, tetapi juga untuk negara lain," kata Jiro kepada wartawan di Kantor ADB, Plaza Office, Kamis (12/12).
"Maksud saya, rasio utang terhadap PDB-nya sangat rendah, dan saya benar-benar tidak memiliki kekhawatiran khusus dalam hal itu," ujarnya.
Berdasarkan catatan kumparan, utang pemerintah Indonesia tembus Rp 8.473,90 triliun per September 2024 atau sebelum pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia. Angka ini naik Rp 11,97 triliun bila dibandingkan nominal utang Agustus 2024 senilai Rp 8.461,93 triliun.
ADVERTISEMENT
Naiknya jumlah utang pemerintah membuat rasio utang naik dari 38,49 persen menjadi 38,55 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Angka itu masih di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara.
Secara rinci, komposisi utang per akhir September 2024 itu terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp 7.483,09 triliun. Hingga akhir September, penerbitan utang secara domestik yang mencapai Rp 6.103,90 triliun, dan SBN valuta asing atau valas senilai Rp 1.379,19 triliun.
Kemudian, komposisi utang pemerintah dalam bentuk pinjaman tercatat sebesar Rp 990,81 triliun. Dengan rincian, pinjaman dalam negeri sebesar Rp 39,93 triliun, lalu pinjaman dari luar negeri yang mendominasi, yakni mencapai Rp 950 triliun.
ADVERTISEMENT