Vale Indonesia Kasih Sinyal Absen Bagi Dividen Tahun Buku 2024

26 Agustus 2024 18:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pekerja mengawasi aliran logam cair panas yang mengalir dari tungku di pabrik nikel Vale, di Sorowako, Sulawesi Selatan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja mengawasi aliran logam cair panas yang mengalir dari tungku di pabrik nikel Vale, di Sorowako, Sulawesi Selatan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) memberi sinyal absen untuk membagikan dividen tahun buku 2024. Mengingat, pendapatan Vale Indonesia yang terkontraksi cukup besar di semester I 2024.
ADVERTISEMENT
Direktur Independen & Chief Financial Officer INCO, Rizky Andhika Putra, mengatakan prioritas utama perseroan saat ini adalah mengembangkan aset tambang dan investasi lanjutan pada smelter yang tertuang dalam izin usaha pertambangan khusus (IUPK) sebagai syarat perpanjangan kontrak.
“Untuk dividen ini memang dalam waktu dekat untuk tahun ini kami perlu pertimbangkan lagi. Memang growth project agenda ini adalah yang akan jadi prioritas utama dalam delivery dalam waktu dekat,” kata Rizky dalam Public Expose 2024, Senin (26/8).
Berdasarkan laporan keuangan sepanjang semester I 2024. INCO mengantongi laba bersih USD 37,28 juta atau setara Rp 607,2 miliar (kurs Rp 16.286 per USD). Angka ini anjlok 82,06 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu USD 207,80 juta atau Rp 3,38 triliun.
ADVERTISEMENT
Merosotnya laba bersih ini seiring dengan penurunan pendapatan INCO. Pada semester I 2024, perusahaan meraup pendapatan USD 478,75 juta (setara Rp 7,79 triliun), anjlok 27,34 persen dibandingkan pendapatan semester I 2023 senilai USD 658,96 juta (setara Rp 10,73 triliun).
Meski mengalami penurunan laba bersih dan pendapatan, volume produksi bijih nikel sepanjang semester I 2024 naik menjadi 34.774 metrik ton dibanding periode sama pada tahun sebelumnya 33.691 metrik ton. Sejalan dengan kenaikan produksi, penjualan nikel matte juga naik menjadi 35.680 per akhir Juni 2024 dibandingkan tahun sebelumnya 33.221 ton.
Harga realisasi rata-rata bijih nikel turut menjadi beban perseroan karena mengalami penurunan sepanjang semester I 2024 sekitar USD 13.416 per ton, dibanding periode sama pada tahun sebelumnya USD 19.836 per ton.
ADVERTISEMENT
Rizky optimistis akan menorehkan pendapatan dan laba positif hingga akhir 2024. Perseroan mengaku masih memegang panduan produksi 70.800 ton nikel dalam matte sampai akhir tahun nanti.
“Kami tetap on track di level 70.800 hingga akhir tahun, harga kurang lebih secara konsensus konservatif sama pada level yang sama di semester I 2204,” ungkap Rizky.