Vietnam Diduga Jadi Negara Tujuan Akhir Penyelundupan Benih Lobster

9 September 2024 18:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
31.850 benih bening lobster atau BBL yang hendak diselundupkan ke Singapura. Foto: Dok. Badan Karantina Bali
zoom-in-whitePerbesar
31.850 benih bening lobster atau BBL yang hendak diselundupkan ke Singapura. Foto: Dok. Badan Karantina Bali
ADVERTISEMENT
Vietnam diduga menjadi negara yang kerap kali menadah Benih Bening Lobster (BBL) dari Indonesia. Sepanjang Januari-September 2024, kerugian negara akibat penyelundupan benih lobster ini secara keseluruhan mencapai Rp 260 miliar.
ADVERTISEMENT
“Kita menduga tujuan akhirnya negara Vietnam, karena melewati negara transit yang lain,” tutur Kepala Staf Koarmada RI, Didong Rio Duto Purwo Kuntjoro dalam konferensi pers penggagalan penyelundupan BBL di Kantor KKP, Senin (9/9).
Senada dengan Didong, Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Pung Nugroho Saksono mengatakan Vietnam memang diduga merupakan negara yang membudidayakan BBL dari RI.
Pung juga bilang, negara-negara yang kerap kali menjadi tempat transit penyelundupan BBL adalah Singapura dan Malaysia.
“(Negara transit) Singapura sama Malaysia. Itu dua, kemarin ada beberapa penyelundup tersebut yang ditangkap di negara transit. Tapi kalau endingnya pasti di sana (Vietnam),” tutur Pung dalam kesempatan yang sama.
31.850 benih bening lobster atau BBL yang hendak diselundupkan ke Singapura. Foto: Dok. Badan Karantina Bali
Sebab, lanjut Pung, Vietnam merupakan negara yang membudidayakan lobster dengan baik. Bahkan, Indonesia menjalin kerja sama dengan Vietnam dengan tujuan untuk meminimalisir penyelundupan BBL.
ADVERTISEMENT
“Karena banyak yang melakukan budidaya kan di sana. Di mana sih potensi budidaya BBL yang berhasil? ini Vietnam saat ini banyak, makanya KKP menghadirkan pembudi daya sana (Vietnam) ke sini untuk melatih nelayan kita sekaligus melihat situasi liat air kita, kan nggak mudah asal bangun ekosistemnya,” terang Pung.
Menurut dia, ketika nelayan teredukasi dan dapat menghasilkan lobster yang berkualitas, maka potensi penjualan BBL kepada eksportir nakal akan dapat diminimalisir.
“Jadi pemerintah saat ini sudah membuat MoU kerja sama terkait budi daya lobster supaya tidak diekspor ilegal atau diselundupkan yang sudah berhasil banyak di Lombok,” kata Pung.