Virgin Australia Jadi Maskapai Internasional Pertama Gunakan Bioavtur Pertamina

18 September 2024 18:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertamina Patra Niaga menyerahkan PoS Certivicate kepada Virgin Australia Airlines sebagai maskapai internasional pertama yang menggunakan Aviation Fuel Terminal (AFT) pada Bali International Airshow di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Pertamina Patra Niaga menyerahkan PoS Certivicate kepada Virgin Australia Airlines sebagai maskapai internasional pertama yang menggunakan Aviation Fuel Terminal (AFT) pada Bali International Airshow di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
PT Pertamina Patra Niaga terus memperluas distribusi Sustainable Aviation Fuel (SAF) ke jaringan global. Virgin Australia Airlines, menjadi maskapai internasional pertama yang menikmati layanan SAF dari Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai, yang ditandai dengan seremoni “First International Uplift” pada perhelatan Bali International Airshow di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
ADVERTISEMENT
"Momen penyaluran pertama SAF di Bandara Ngurah Rai ini menandai bahwa Indonesia dapat beradaptasi dengan tuntutan bauran energi di industri penerbangan internasional, di mana saat ini SAF menjadi solusi jangka menengah bagi penerbangan untuk mengurangi jejak karbon, tanpa memerlukan perubahan pada pesawat, infrastruktur bandara, atau rantai pasokan bahan bakar jet," ungkap Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, Maya Kusmaya.
Maya menambahkan, SAF yang disalurkan sudah mengacu framework sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) untuk Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dan Renewable Energy Directive-European Union (RED-EU).
Selain itu, SAF telah memenuhi standar internasional yang diatur oleh American Society of Testing and Materials (ASTM) dan terjamin aman karena sudah termasuk sebagai Corsia Eligible Fuel (CEF) yang dapat diklaim kepada International Civil Aviation Organization (ICAO).
ADVERTISEMENT
"Langkah baru menuju penerbangan berkelanjutan ini mampu mengurangi emisi karbon dari bahan bakar fosil, karena SAF Pertamina merupakan perpaduan dari 38,43% synthetic kerosene yang diproduksi dari minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO) dan 61,57% avtur yang berasal dari fosil," tambahnya.
General Manager Sustainability Virgin Australia, Fiona Walmsley, pada kesempatan yang sama mengatakan, kerja sama ini merupakan langkah awal antara Indonesia dan Australia dalam upaya mewujudkan target Net Zero Emission di kedua negara.
“Dengan bergandengan tangan, Indonesia dan Australia berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon dan mengimplementasikan solusi ramah lingkungan yang inovatif. Kolaborasi ini menunjukkan tekad untuk membangun masa depan sektor aviasi yang lebih berkelanjutan dan bersih,” kata Fiona.
Pesawat Boeing 737 milik Virgin Australia saat mengisi 160 kiloliter Aviation Fuel Terminal (AFT) pada Bali International Airshow di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Foto: Dok. Pertamina
Sebanyak kurang lebih 160 kiloliter SAF disalurkan kepada Pesawat Boeing 737 milik Virgin Australia pada gelaran Bali International Airshow untuk dua hari penerbangan Virgin Australia di Ngurah Rai, yaitu pada 18 hingga 19 September 2024.
ADVERTISEMENT
Virgin Australia turut melayani rute penerbangan dari Denpasar ke Brisbane, Melbourne, Sydney, dan Gold Coast.
SAF yang disalurkan di Aviation Fuel Terminal Ngurah Rai dikelola menggunakan metode chain of custody tipe mass balance. Dalam metode ini, produk avtur konvensional berbahan bakar fosil dicampurkan dengan bahan bakar terbarukan (SAF) dalam tangki yang sama karena keduanya memiliki spesifikasi teknis yang serupa. Meskipun dicampur, pencatatan dan pembukuan avtur dan SAF dilakukan secara terpisah.
Penyaluran SAF ke pasar global menjadi komitmen nyata PT Pertamina Patra Niaga yang secara agresif mendorong transisi energi di sektor aviasi dan mendukung target Net Zero Emission Indonesia tahun 2060.
SAF, yang diproduksi dari limbah, diolah di kilang bersamaan dengan bahan bakar fosil untuk menghasilkan bahan bakar sintetis rendah karbon, mengurangi emisi karbon hingga 84% dibandingkan bahan bakar jet konvensional, serta telah disertifikasi ISCC CORSIA dan ISCC RED-EU.
ADVERTISEMENT
VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso di tempat terpisah menyatakan bahwa penjualan SAF Pertamina kepada Virgin Australia Airlines ini menjadi milestone penting Pertamina, di mana menjadi bukti bahwa Pertamina Grup telah siap menjadi pemain di market SAF untuk penerbangan komersil rute internasional.
“Dengan penyaluran pertama SAF di Bandara Ngurah Rai ini untuk Virgin Australia Airlines membuktikan produk Pertamina telah diterima dan diakui oleh maskapai global. Ke depannya Pertamina akan terus mengembangkan SAF sebagai komitmen untuk mengurangi jejak karbon dari bahan bakar aviasi yang lebih ramah lingkungan,” tegas Fadjar.