Wall Street Menguat Usai Jerome Powell Berhasil Yakinkan Investor soal Inflasi

15 Mei 2024 6:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jerome Powell  Foto: REUTERS/Joshua Roberts
zoom-in-whitePerbesar
Jerome Powell Foto: REUTERS/Joshua Roberts
ADVERTISEMENT
Indeks Saham Amerika Serikat atau Wall Street kompak menguat pada penutupan perdagangan Selasa (14/5). Nasdaq mencetak rekor penutupan tertinggi, dan S&P 500 serta Dow juga menguat ketika Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, meyakinkan investor dengan merilis data indeks harga produsen, serta menunggu laporan penting indeks harga konsumen pada Rabu ini.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Reuters, Selasa (14/5), Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 126,60 poin, atau 0,32 persen menjadi 39.558,11. S&P 500 (.SPX) naik 25,26 poin, atau 0,48 persen pada 5,246.68 dan Nasdaq Composite (.IXIC) naik 122,94 poin, atau 0,75 persen menjadi 16,511.18.
Indeks harga produsen AS meningkat lebih dari perkiraan pada bulan April karena biaya jasa dan barang meningkat tajam.
Investor juga terdorong oleh komentar Powell bahwa ia tidak memperkirakan kebijakan suku bunga bank sentral berikutnya adalah kenaikan, meskipun inflasi baru-baru ini lebih tinggi dari perkiraan.
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
"Pasar menjadi lebih nyaman dengan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Pertanyaan sebenarnya akhir-akhir ini adalah apakah kenaikan suku bunga adalah suatu kemungkinan dan Powell menegaskan bahwa hal tersebut tidak mungkin dilakukan saat ini," kata Kepala Strategi 248 Ventura, Lindsey Bell.
ADVERTISEMENT
Dia juga mencatat bahwa saham-saham tampak menguat selama sesi ini karena imbal hasil Treasury menurun.
“Tampaknya pasar obligasi mencerna semua ini dan pasar saham bereaksi terhadap pasar obligasi,” kata Bell.
Namun, investor dengan hati-hati menunggu angka Indeks Harga Konsumen pada hari Rabu ini untuk menilai apakah kejutan kenaikan pada kuartal pertama berlanjut hingga bulan April.
Saham-saham di Nasdaq yang naik melebihi jumlah saham yang turun dengan rasio 1,87 banding 1, dan mencatat 171 harga tertinggi baru dan 74 harga terendah baru. S&P 500 membukukan 31 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan tidak ada titik terendah baru.
Di bursa AS, terdapat 13,66 miliar saham berpindah tangan dibandingkan dengan rata-rata pergerakan 10,91 miliar dalam 20 sesi terakhir.
ADVERTISEMENT