Wall Street Menguat Usai Polemik Gagal Bayar Utang AS Selesai

5 Juni 2023 6:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
ADVERTISEMENT
Indeks utama Wall Street menguat ditutup menguat pada perdagangan Jumat (2/6). Naiknya Wall Street dipengaruh oleh berakhirnya polemik gagal bayar utang Amerika Serikat (AS). Kongres telah menyetujui penangguhan utang.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Senin (5/6), Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 701,19 poin menjadi 33.762,76. S&P 500 (.SPX) naik 61,35 poin menjadi 4.282,37, dan Nasdaq Composite (.IXIC) bertambah 139,78 poin menjadi 13.240,77.
Secara kumulatif, selama sepekan, S&P 500 naik 1,82 persen, Dow bertambah 2,02 persen, dan Nasdaq naik 2,04 persen.
Kepala Investasi di Bokeh Capital Partners, Kim Forrest, menjelaskan tak hanya ditopang oleh berakhirnya drama utang AS, naiknya indeks utama Wall Street juga ditopang oleh data pekerjaan AS.
Data Departemen Tenaga Kerja menunjukkan terjadi peningkatan pekerjaan di AS pada Mei. Meski begitu, tingkat pengangguran juga naik ke level tertinggi dalam tujuh bulan menjadi 3,7 persen. Adapun tingkat pengangguran itu melonjak dari level terendah 3,4 persen pada April.
ADVERTISEMENT
Rata-rata penghasilan per jam naik 0,3 persen setelah naik 0,4 persen pada bulan April. Ini menurunkan kenaikan upah secara tahunan menjadi 4,3 persen. Kumpulan tenaga kerja yang lebih besar mengurangi tekanan pada bisnis untuk menaikkan upah dan membantu memperlambat inflasi.
"Meskipun tampaknya menjadi angka panas pada jumlah aktual orang yang dipekerjakan, tingkat upah tidak meningkat dengan cepat. Itu adalah efek pelunakan dan apakah ini mitos soft landing? Sepertinya begitu," kata Forrest.
Rilis data pekerjaan AS membuat investor optimistis the Fed tidak akan menaikkan suku bunga pada pertemuan 13-14 Juni mendatang. Ini akan menjadi penghentian pertama sejak the Fed memulai pengetatan kebijakan anti-inflasi yang agresif lebih dari setahun yang lalu.