Wamentan: 36 Perusahaan Siap Impor Sapi untuk Makan Bergizi Gratis

12 September 2024 16:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/9/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/9/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan sudah ada 36 perusahaan yang berkomitmen untuk berinvestasi dengan mengimpor sapi untuk program Makan Bergizi Gratis.
ADVERTISEMENT
Sudaryono menuturkan 36 perusahaan tersebut akan memanfaatkan lahan seluas 1,5 juta hektare yang disediakan oleh Kementan untuk peternakan sapi perah.
“Kita carikan lahannya untuk mereka bisa bikin farm, kita sudah secure sekitar 1,5 juta hektare untuk kita jadikan potensi lahan yang akan kita tawarkan, kalau terakhir ada sekitar 36 perusahaan (atau) koperasi dan seterusnya yang sudah komit untuk memasukkan sapinya ke Indonesia,” kata Sudaryono saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/9).
Sudaryono memastikan dengan komitmen dari 36 perusahaan tersebut, pemerintah tidak perlu merogoh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Itu mereka investasi kok, jadi kita tidak memakan atau tidak mengkonsumsi APBN. Ini sifatnya investasi dengan jaminan penjualan off take-nya, off take guarantee-nya adalah untuk program Makan Bergizi Gratis,” ujar Sudaryono.
ADVERTISEMENT
Sudaryono membocorkan salah satu perusahaan yang telah berkomitmen menyediakan sapi perah untuk program ini adalah produsen susu sapi yang produknya sudah dijual di supermarket RI.
“(Mereka) investasi seperti orang bangun pabrik di Indonesia, prosesnya sama dan mereka yang misalnya sudah ada established di Indonesia dia nambah jumlahnya (juga) ada, ada beberapa perusahaan yang kita biasa belanja di supermarket. Nah perusahaan-perusahaan itu juga nambah populasi sapinya supaya produktivitasnya bisa nambah,” tutur Sudaryono.