Wamentan: 46 Perusahaan Akan Impor 1,3 Juta Sapi Perah

10 Oktober 2024 18:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono usai konferensi pers Nota Keuangan RAPBN 2025, Jumat (16/8/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono usai konferensi pers Nota Keuangan RAPBN 2025, Jumat (16/8/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan pemerintah akan menggandeng 46 perusahaan, untuk pengadaan susu gratis yang masuk dalam program makan bergizi gratis Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Menurut Sudaryono, 46 perusahaan tersebut akan impor sekitar 1,3 juta ekor sapi perah untuk pengadaan susu dalam program makan bergizi gratis.
"Iya, ada 46. Total komitmennya sudah 1,3 juta. Ada yang komitmen ke 100 ribu ekor, ada yang 50 ribu ekor, ada yang 5 ribu. Ada perusahaan lokal, koperasi yang juga mau datangkan sekian ratus gitu. Jadi beragam, beragam," kata Sudaryono di Jakarta, Kamis (10/10).
Sudaryono mengaku belum bisa menyebutkan nama 46 perusahaan tersebut. Namun dia menegaskan 46 perusahaan tersebut telah berkomitmen untuk pengadaan susu gratis.
"Mereka sudah komit, tapi memang belum mulai. Kita kan mesti ada birokrasinya kita bantu, perizinannya kita bantu, terus kemudian lahan kan butuh lahan. Karena kan namanya pelihara sapi itu yang mahal bukan kandangnya, yang mahal adalah lahan untuk kebutuhan pakannya," katanya.
Proses pengolahan susu sapi lokal. Foto: Dok. Frisian Flag Indonesia
"Jadi saya kira ini kan opportunity yang baik, bagaimana program pemerintah makan bergizi gratis ini menjadi trigger bangkitnya swasembada kita di daging dan susu," ujar Sudaryono.
ADVERTISEMENT
Sudaryono menjelaskan, jumlah peternak lokal saat ini sebanyak 12 juta. Menurutnya, angka ini masih kurang untuk bisa mendukung pengadaan susu gratis.
"Terus kok ngimpor sih ? Kan kita ada peternak lokal. Kalau nggak datangkan sapi hidup, mungkin butuh waktu ratusan tahun untuk bisa sapinya beranak-pinak sampai banyak. Kita penduduknya 270 juta. Jumlah ternak kita 12 juta, ya kurang," ujarnya.
"Nah kita ingin impor barang hidup, nanti didistribusi sebagian, dikelola oleh masyarakat, menjadi mitra, ya itu kan sudah dilakukan juga kan di Greenfields, kemudian ada perusahaan-perusahaan lain kan sudah lakukan itu. Nah itu tinggal di scale up, karena kebutuhan susu dan kebutuhan dagingnya besar, tapi ketersediaannya kecil gitu," kata Sudaryono.