Wamentan Buka Opsi Beras Berkutu di Gudang Bulog Dijadikan Pakan Ternak

12 Maret 2025 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengecek gabah yang dikeringkan di Sentra Penggilingan Padi (SPP) Bulog di Karawang, Jawa Barat, Senin (20/5/2024). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengecek gabah yang dikeringkan di Sentra Penggilingan Padi (SPP) Bulog di Karawang, Jawa Barat, Senin (20/5/2024). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan pemerintah akan melakukan pengecekan kualitas beras di gudang Bulog yang ditemukan berkutu.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, jika didapati dalam kualitas buruk, maka pemerintah akan melihat opsi pemanfaatan beras tersebut, salah satunya untuk pakan ternak.
Ya antisipasinya tentu saja kan dengan sirkulasi yang baik. Ini kan kita lagi cek, saya kan kebetulan juga Dewan Pengawas di bulog, saya
“Lagi cek ke sana (gudang Bulog) kita cek kualitasnya seperti apa. Kalau memang sudah rusak, tidak kita kasih ke orang. Harus kita ada cara lain apakah untuk pakan ternak atau apa,” kata Sudaryono di Istana Negara, Rabu (12/3).
Selain pengecekan kualitas, Sudaryono yang juga menjabat sebagai Dewan Pengawas Bulog itu juga memastikan pemerintah akan mengecek jumlah beras yang kedapatan berkutu tersebut.
Dia berharap jumlahnya tidak terlalu banyak. “Karena kan Bulog ini kan barangnya harus simulasikan. Barang masuk terus ada yang keluar. Karena bulog itu kan punya fungsi, satu sebagai stokis, sebagai penyimpan stok cadangan pangan negara, dan yang kedua kan penyeimbang harga juga,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Dia menuturkan stok Bulog akan dalam keadaan tinggi ketika panen raya, sebab penyerapan juga banyak. Stok itu akan dikeluarkan ketika panen menipis dan harga mulai naik.
Dia juga memastikan jumlah beras yang berkutu tersebut tidak akan mencapai ratusan ton.
Wamentan Sudaryono ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat pada Kamis (6/3/2025). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
“Ya nggak sampai. Ton ton an yang sampai ratusan ribu apa sih nggak nyampe lah. Kita lagi cek. Tapi tetap itu kan bernilai uang. Jangan sampai juga itu menjadi kerugian,” tutupnya.
Sebelumnya temuan soal beras di Gudang Bulog yang berkutu diutarakan oleh Ketua Komisi IV DPR Siti Hediati Soeharto atau Titiek Soeharto dalam rapat Komisi IV dengan Mentan.
“Pada reses lalu, pada kunjungan kerja yang lalu, saya memimpin tim ke Jogja, dan kami meninjau Gudang Bulog. Di situ kami menemukan masih banyak beras sisa impor yang lalu di dalam gudang Bulog yang sudah banyak kutunya,” kata Titiek dalam Rapat Komisi IV DPR RI dengan Mentan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (11/3).
ADVERTISEMENT
Mentan Amran kemudian mengatakan beras tersebut tidak akan diberikan kepada masyarakat, baik program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ataupun bantuan pangan.
Hal ini menjadi kesepakatan yang diputuskan dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) dengan Menko Pangan Zulhas.
“Kita sudah sepakat, tidak boleh untuk masyarakat, tidak boleh untuk SPHP, tidak boleh untuk bantuan. Nanti itu diperhitungkan, karena gini, tidak serta-merta busuk langsung kita keluarin. Ada slogan-nya orang yang di sana yang bekerja, biarkan hancur ini beras tapi sesuai prosedur,” katanya.