Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sabtu, 31 Agustus 2019, adalah hari bersejarah bagi penyerang sayap muda Barcelona, Ansu Fati. Di pertandingan La Liga keduanya—melawan Osasuna—ia sukses mencetak gol.
ADVERTISEMENT
Hebatnya, gol itu Fati ciptakan kala usianya masih menginjak 16 tahun. Tepatnya, 16 tahun 10 bulan. Dari situ, Fati berhasil masuk ke dalam jajaran pencetak gol termuda dalam sepanjang sejarah La Liga.
Meskipun mencetak gol di usia yang sangat muda—akil baligh saja barangkali belum—Fati nyatanya bukanlah pencetak gol termuda sepanjang sejarah La Liga. Masih ada Fabrice Olinga yang tercatat sebagai pencetak gol termuda.
Nah, di sini kami akan ceritakan soal sepuluh pemain termuda yang mampu mencetak gol di La Liga. Ada nama-nama besar yang termaktub di sini. Siapa saja mereka? Jawabannya ada di bawah ini.
Fabrice Olinga – 16 tahun, 3 bulan, 6 hari
Pencetak gol termuda sepanjang sejarah La Liga adalah Fabrice Olinga. Pemain asal Kamerun ini mencatatkan sejarah lewat golnya ke gawang Celta Vigo, ketika masih membela Malaga pada 2012/13 silam.
ADVERTISEMENT
Lewat catatannya itu, Olinga lantas digadang-gadang sebagai bintang masa depan. Terlebih, ia sempat menimba ilmu di Samuel Eto’o Foundation—akademi sepak bola yang didirikan oleh legenda Kamerun, Samuel Eto’o.
Sayangnya, Olinga sampai sekarang belum bisa memenuhi predikat tersebut. Saat ini ia hanya berkiprah di klub gurem Liga Belgia, Royal Excel Mouscron. Namun, usianya masih 23 tahun dan Olinga tentu memiliki kesempatan untuk memperbaiki kariernya.
Iker Muniain – 16 tahun, 9 bulan, 15 hari
Muniain tentu bukanlah nama yang asing bagi penggemar La Liga. Penyerang milik Athletic Bilbao ini telah begitu lama menjadi andalan klubnya.
Muniain bahkan sudah menjadi tumpuan Athletic kala masih remaja. Golnya yang ia ciptakan ke gawang Real Valladolid pada 2009/10 menjadi buktinya. Gol itu ia ciptakan kala usianya belum genap 17 tahun dan membuatnya berada di peringkat dua daftar ini.
ADVERTISEMENT
Menariknya, gol kala melawan Valladolid itu bukanlah gol perdana Muniain bagi Athletic. Gol pertamanya muncul di Liga Europa melawan BSC Young Boys, juga di musim 2009/10.
Tentu saja, Muniain disebut-sebut sebagai masa depan Spanyol. Namun, kariernya bisa dibilang tak pernah benar-benar mencapai level yang diharapkan. Segelintir cedera, termasuk cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL), yang ia alami menjadi salah satu penyebabnya.
Ansu Fati – 16 tahun, 10 bulan
Ya, Fati merupakan pencetak gol termuda ketiga sepanjang sejarah La Liga . Gol yang ia ciptakan ke gawang Osasuna pun cukup keren. Pemuda yang lahir di Guinea-Bissau itu sukses menyundul bola ke sisi kanan bawah kiper lawannya, dari jarak yang cukup jauh.
ADVERTISEMENT
Pertandingan melawan Osasuna tak menjadi debut Fati. Pemuda bertinggi 178 sentimeter itu sudah tampil di laga pekan sebelumnya melawan Real Betis (26/8). Di laga melawan Betis itu, Fati sudah memperlihatkan talentanya.
Untuk saat ini, tentu masih terlalu dini untuk menilai Fati. Namun, prospeknya tentu tak bisa dipertanyakan. Buktinya, per Diario AS, Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF), ingin segera mengamankan jasa Fati sebelum dimainkan oleh Guinea-Bissau.
Xisco Nadal – 16 tahun, 11 bulan, 19 hari
Pria yang bernama lengkap Francisco Sebastian Nadal Martorell ini mencetak gol bersejarahnya ke gawang Espanyol kala masih membela Villarreal pada 2002/03 lalu. Selain historis, gol ini juga bernilai tinggi.
Pasalnya, gol tersebut Nadal ciptakan di menit-menit akhir pertandingan. Gol itu juga membawa Villarreal menyamakan kedudukan setelah sempat tertinggal dengan skor 1-2. Hal semacam itu tentu sangat luar biasa bagi pemuda yang belum genap 17 tahun.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, kiprah Nadal selanjutnya tak terlalu memuaskan. Selepas membela Villarreal, ia berkelana di divisi bawah Liga Spanyol, bersama klub-klub seperti Numancia, Real Murcia, dan Hercules. Nadal kini sudah gantung sepatu meski usianya baru menginjak 33 tahun.
Juan Mena – 17 tahun, 1 bulan, 6 hari
Kami akan sangat terkejut apabila kalian pernah mendengar nama Juan Mena. Pria asal Spanyol ini mencatatkan namanya di daftar ini lewat golnya yang ia ciptakan ke gawang Celta Vigo kala membela Valencia...pada 1941/42 silam.
Ya, peristiwa yang melibatkan Mena ini terjadi hampir 70 tahun lalu. Kala itu, Mena mencetak gol ini dalam laga debutnya.
Hebatnya, Mena tak hanya mencatatkan sejarah dari segi individual, tetapi juga dalam level tim. Di musim tersebut, Valencia sukses menggondol trofi La Liga—yang menjadi trofi La Liga pertama bagi Los Che.
ADVERTISEMENT
Bojan Krkic – 17 tahun, 1 bulan, 22 hari
Pria yang akrab disapa Bojan itu merupakan produk Barcelona lainnya yang berada di daftar ini. Gol yang diciptakan Bojan bagi klub yang menelurkannya itu di laga melawan Villarreal pada 2007/08.
Kala itu, Bojan yang baru sebulan memasuki usia 17 tahun berhasil menceploskan bola setelah menerima umpan terobosan dari Lionel Messi. Sayangnya, Barcelona mesti kalah dari Villarreal dengan skor 1-3 di laga tersebut.
Karier Bojan kemungkinan juga berakhir tak mengenakkan, seperti laga melawan Villarreal itu. Sempat diprediksikan menjadi salah satu pemain terbaik di dunia, Bojan yang kini berusia 29 tahun terdampar di klub Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat, Montreal Impact.
ADVERTISEMENT
Alberto Rivera – 17 tahun, 3 bulan, 22 hari
Rivera mencetak golnya ini kala membela Real Madrid ke gawang Celta Vigo pada 1994/95. Hebatnya, gol tersebut ia ciptakan di laga debutnya.
Dari situ, harapan besar datang kepada Rivera. Namun, ia tak bisa dibilang sukses. Pasalnya, terlepas dari gol debutnya, Rivera hanya menorehkan total tiga penampilan bersama tim utama Madrid.
Rivera kemudian melanglang buana bersama klub-klub kelas menengah Spanyol seperti Numancia, Sporting Gijon, dan Elche sebelum akhirnya pensiun pada 2014.
Juanmi – 17 tahun, 3 bulan, 23 hari
Pada 2010/11 silam, Juanmi berhasil menyumbangkan gol bagi Malaga dalam laga La Liga melawan Real Zaragoza. Menariknya, di laga tersebut, Juanmi tak hanya mencetak satu, tetapi dua gol. Dari situ, pria bertinggi 169 sentimeter itu menjadi pemain termuda yang berhasil mencetak dua gol dalam satu laga La Liga.
ADVERTISEMENT
Ketajaman Juanmi sebenarnya sudah bisa terlihat sebelum laga melawan Zaragoza itu. Di beberapa pertandingan Copa del Rey sebelumnya, ia juga berhasil mencetak gol.
Namun, Juanmi tak pernah mencapai level elite. Sempat hijrah ke Inggris untuk bermain bersama Southampton selama semusim pada 2015/16, penyerang yang kini berusia 26 tahun itu kembali ke Spanyol. Selepas membela Southampton, Juanmi direkrut Real Sociedad. Di awal 2019/20, jasanya digunakan oleh Real Betis.
Raul Gonzalez – 17 tahun, 4 bulan, 10 hari
Siapa yang tak tahu Raul Gonzalez? Pria yang bermain sebagai penyerang ini merupakan legenda dari salah satu klub dan tim nasional terbaik di dunia, Real Madrid dan Spanyol.
Sepanjang kariernya, Raul berhasil menyumbangkan 228 gol bagi Madrid dan 44 gol untuk Timnas Spanyol. Ketajaman Raul rupanya sudah terlihat kala ia masih belia.
ADVERTISEMENT
Di musim 1994/95, Raul diberikan kesempatan oleh pelatih Madrid kala itu, Jorge Valdano, untuk bermain bersama tim senior. Hanya di laga keduanya, Raul sudah mampu mencetak gol, dengan Atletico Madrid sebagai korbannya.
Ander Barrenetxea – 17 tahun, 4 bulan, 15 hari
Di laga pekan ke-37 La Liga 2018/19 kontra Real Madrid, Real Sociedad menurunkan penyerang mudanya yang bernama Ander Barrenetxea. Keputusan tersebut terbilang manis.
Barrenetxea, yang kala itu tampil di sisi kiri lini serang timnya, berhasil mencetak gol. Gol tersebut menjadi pelengkap kemenangan Sociedad atas Madrid dengan skor 3-1.
Di bulan Desember 2018, Barrenetxea berhasil menciptakan sejarah bagi La Liga secara keseluruhan. Kala itu, ia diturunkan di menit ke-85 di laga melawan Deportivo Alaves. Turunnya Barrenetxea di laga itu membuatnya menjadi pemain La Liga pertama yang lahir di abad 21.
ADVERTISEMENT
Seperti Fati, Barrenetxea juga masih terlalu belia untuk dinilai. Namun, kemunculannya menjadi bukti bahwa produksi pemain Sociedad bisa dibilang berada di atas rata-rata.