Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Dunia sepak bola adalah dunia yang keras. Banyak bakat bertebaran, namun hanya sedikit yang bisa bertahan dan tampil stabil dalam jangka waktu lama.
ADVERTISEMENT
Tidak banyak pemain yang bisa seperti Zlatan Ibrahimovic yang tiap memperkuat tim selalu membawa tim tersebut meraih trofi.
Atau seperti karier istimewa Clarence Seedorf yang bisa meraih gelar Liga Champions Eropa untuk tiga klub berbeda (Ajax Amsterdam, Real Madrid dan AC Milan). Dan sulit juga mencari kiper selevel Gianluigi Buffon yang masih diandalkan Juventus dan tim nasional Italia di usia kepala empat dan hebatnya, ia selalu konsisten.
Namun, kita juga melihat banyak pemain berbakat yang karier sepak bolanya tidak bertahan lama. Sebut saja Marco van Basten. Di era akhir 1980-an dan 1990-an, Van Basten menjadi idola berkat penampilannya saat membela Belanda yang jadi juara Eropa 1988 dan saat bermain bersama AC Milan.
Sayangnya, cedera pergelangan kaki yang berkepanjangan memaksanya pensiun tahun 1995. Di era sekarang, ada Fabrice Muamba yang lebih tragis lagi nasibnya.
ADVERTISEMENT
Terkena serangan jantung saat timnya Bolton Wanderers melawan Tottenham Hotspur di Piala FA, Muamba harus pensiun di usia yang sangat muda: 24 tahun. Usia di mana harusnya pemain tengah menikmati peningkatan performa dan masa keemasannya.
Namun selain itu, ada juga pemain yang hanya menjadi sensasi selama satu musim saja lalu nasibnya entah ke mana setelahnya. Berikut kumparan sajikan daftarnya. Silakan disimak.
1) Adnan Januzaj
Banyak yang menganggap Adnan Januzaj sebagai pemain masa depan Manchester United (MU ). Januzaj sering menjadi pilihan utama saat Setan Merah dilatih David Moyes pada 2013-2014.
Namun, saat Louis Van Gaal mengambil alih jabatan pelatih, Januzaj tak mengesankan pelatih asal Belanda itu.
Kondisi tersebut membuat ia dipinjamkan ke Sunderland pada masa kepelatihan Jose Mourinho. Saat ini, pemain asal Belgia itu bermain bersama klub La Liga, Real Sociedad.
ADVERTISEMENT
2) Michu
Miguel Perez Cuesta alias Michu menjadi idola saat diboyong Swansea City dari Rayo Vallecano pada musim 2012/13. Bersama 'The Swans' asuhan Michael Laudrup, Michu mencetak 22 gol dan berhasil membawa Swansea City meraih gelar Piala Liga dengan mengalahkan Bradford 5-0.
Sayangnya, setelah itu penampilannya merosot karena cedera. Dipinjamkan ke Napoli musim 2014/2015 (yang saat itu masih dilatih Rafael Benitez), ia hanya tampil sebanyak enam kali.
Lalu, Michu pulang kampung dan bergabung ke klub divisi empat, Langreo, sebelum pindah ke klub masa kecilnya, Real Oviedo. Sekalipun kontraknya masih tersisa setahun lagi, Michu akhirnya memutuskan tidak bermain di musim 2017/2018 alias pensiun di usia 31 tahun akibat cedera berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
Di Tim Nasional Spanyol, Michu sempat menjadi pemain saat kualifikasi Piala Dunia 2014 melawan Belarus setahun sebelumnya. Sayang betul, ya.
3) Salvatore Schillaci
Pria berkepala plontos ini menjadi sensasi saat tampil kemilau membela tim nasional Italia saat Piala Dunia 1990 berlangsung di negerinya sendiri. Gol demi gol membuat rakyat Italia memujanya dan Toto (panggilan akrabnya), menjadi pencetak gol terbanyak di ajang bergengsi tersebut dengan torehan enam gol.
Sayangnya, namanya meredup setelah itu. Dalam sebuah wawancara mengenai kenangan di Piala Dunia 1990, dia mengatakan bahwa dirinya bukan penendang penalti yang baik. Jadi dia memutuskan tidak mengambil kesempatan itu di semifinal, saat Italia kalah dari Argentina lewat adu penalti.
Di level klub, kariernya tidak terlalu bersinar bersama Juventus dan Internazionale Milano. Sebelum pensiun, Toto sempat merumput di Liga Jepang bersama Jubilo Iwata dan membawa Jubilo meraih gelar Divisi Satu pada 1997.
ADVERTISEMENT
Dua tahun setelahnya, dia memutuskan gantung sepatu. Toto pengecualian di daftar ini karena ia tampil gemilang hanya saat pagelaran Piala Dunia, bukan di kompetisi liga.
4) Roque Santa Cruz
Penyerang tinggi nan tampan asal Paraguay ini direkrut dari Bayern Muenchen ke Liga Primer Inggris bersama Blackburn Rovers. Musim 2007/2008 bersama Blackburn, Santa Cruz mencetak 19 gol.
Setelah itu? Kariernya mulai meredup.
Sempat pindah ke Manchester City, namun langkah yang diambilnya saat itu adalah sia-sia belaka. Saat ini, dia merumput bersama klub lokal Olimpia Asuncion.
5) Kevin Phillips
Pada musim 1999/2000, Kevin Phillips menjadi pencetak gol terbanyak di Premier League dengan torehan 30 gol bersama Sunderland. Pencapaiannya terbilang fenomenal untuk striker Inggris.
ADVERTISEMENT
Namun sayang, kariernya terjun bebas setelah itu. Selanjutnya, dia bermain di Divisi Championships, tetapi masih bisa mencetak sekitar 20-an gol. Sulit baginya menyamai catatan prestasinya saat masih bersama Sunderland musim 1999/2000.
6) Michael Bridges
Leeds United tampil fenomenal kala dilatih mantan pemain Irlandia, David O’Leary, Leeds United. Tidak hanya di Premier League, juga di kompetisi Eropa. Sejumlah tim besar mampu mereka kalahkan di Liga Champions 2000/01, sebelum akhirnya langkah mereka dihentikan Valencia di semifinal.
Nama Michael Bridges muncul menjadi pemain muda berbakat Inggris yang direkrut dari tim promosi Sunderland ke Elland Road. Kala itu, dalam satu musim Bridges mampu mencetak 19 gol.
Sayangnya, sensasi Bridges tak berlanjut karena dibekap cedera berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
****
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona .