Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Penyerang naturalisasi dari Brasil, Alberto Beto Goncalves , mengaku tertarik main di tarkam . Keinginan Beto dipengaruhi oleh kompetisi Liga 1 dan level di bawahnya yang belum bisa digulirkan.
ADVERTISEMENT
Beto bercerita, dirinya pernah mendapat tawaran untuk bermain di tarkam. Namun, kesempatan itu dia tolak karena ada kegiatan yang lebih penting.
"Saya sudah beberapa kali dapat tawaran main di tarkam cuma belum ada kesempatan. Waktu itu saya sedang kursus lisensi kepelatihan jadi tidak sempat," ucap Beto kepada kumparan, Kamis (19/11).
"Tetapi kalau ada kesempatan sekarang mungkin saya akan ke sana (main tarkam). Karena kita semua butuh uang," kata pemain Sriwijaya FC itu.
Pemain yang pernah membela Persipura dan Arema FC itu paham, pesepak bola profesional sebaiknya tak ikut tarkam. Apalagi, bermain di kompetisi atau turnamen yang tak resmi memiliki risiko yang sangat tinggi.
Namun, Beto juga memiliki pendapat lain. Belum bergulirnya Liga 1 karena pandemi, membuat pemain lain memilih tarkam untuk mendapatkan penghasilan.
ADVERTISEMENT
"Kalau tarkam di suasana normal saya pikir itu salah untuk pemain bola bermain tarkam. Karena kita punya kewajiban dengan klub jadi kita fokus di klub harus jaga diri jangan sampai kita main di tarkam nanti bisa cedera sangat bahaya itu kalau normal," tutur Beto.
"Tetapi sekarang karena pandemi, Liga tidak ada, belum mulai kapan mulai kita tidak tahu jadi kalau main tarkam untuk dapat uang karena mayoritas pemain punya keluarga punya anak istri jadi tidak masalah saya pikir," tandasnya.
Baru-baru in,i nama Bayu Gatra ramai diperbincangkan karena main tarkam. Pemain yang pernah membela Madura United itu main di Lapangan Antrigo, Kab. Jember, Jawa Timur.
Sebelum Bayu, nama Saddil Ramdani lebih dulu ramai diperbincangkan. Videonya menjadi viral ketika ia memasuki lapangan tergenang air.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan SK terbaru PSSI terkait penundaan kompetisi, pemain, pelatih, dan ofisial klub Liga 1 dan Liga 2 hanya menerima gaji sebesar 25 persen pada Oktober hingga Desember 2020.
Namun, menjelang dan selama kompetisi--yang rencananya dimulai pada Februari mendatang--gaji mereka akan dinaikkan menjadi berkisar 50-60 persen dari nilai kontrak.
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona