Cerita Peri Sandria Bawa Timnas Bungkam Sampdoria era Roberto Mancini di Medan

27 Agustus 2021 12:39 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gianluca Vialli dan Roberto Mancini, duet maut Sampdoria dari 1984-1992. Mancini terus membela Il Samp sampai 1997. Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Gianluca Vialli dan Roberto Mancini, duet maut Sampdoria dari 1984-1992. Mancini terus membela Il Samp sampai 1997. Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Peri Sandria sebagai salah satu legenda sepak bola Indonesia telah melewati banyak kisah menarik dalam kariernya. Salah satunya adalah manakala membawa Timnas Indonesia mengalahkan Sampdoria yang diperkuat Roberto Mancini di Medan.
ADVERTISEMENT
Pada 1996, Timnas Indonesia menggelar laga uji coba melawan Sampdoria di Stadion Teladan, Medan. 'Garuda' menang dengan skor 2-1 berkat gol yang dilesakkan Peri dan Eri Irianto. Peri sendiri masih ingat betul peristiwa bersejarah itu.
"Waktu itu, pas kebetulan Bandung Raya habis lawan Medan Jaya di Medan. Setelahnya, saya gabung ke Timnas Indonesia untuk TC (Training Camp)," kenang sosok yang mengidolai Karl-Heinz Rummenigge ini kepada kumparan.
"Waktu itu, Sampdoria lengkap, ada Mancini dan Attilio Lombardo. Waktu itu, kami menang 2-1, saya golin satu dan satu lagi almarhum Eri Irianto," lanjut sosok yang pernah mencetak 34 gol dalam semusim di Liga Indonesia 1994/95.
Legenda Timnas Inonesia Era 90an, Peri Sandria Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Sampdoria pada era 1990-an adalah tim yang cukup disegani. Dari musim 1986/87 sampai 1997/98, Il Samp tidak pernah mengakhiri musim Liga Italia di luar posisi 9 dan merebut satu scudetto.
ADVERTISEMENT
Pada periode itu, Sampdoria juga tercatat menjuarai Coppa Italia 3 kali, Supercoppa sekali, dan Piala Winners Eropa sekali. Memang, tim penghuni Stadio Luigi Ferraris itu kemudian mengalami penurunan prestasi di akhir 1990-an.
Namun tetap saja, bisa mengalahkan Sampdoria menjadi momen bersejarah bagi Timnas Indonesia dan Peri Sandria. Apa rahasia mereka?
"Dulu dan sekarang berbeda. Dulu, motivasi kami semakin tinggi jika melawan tim yang kuat, apalagi tim seperti Sampdoria. Penonton yang membeludak di Stadion Teladan juga menambah kepercayaan diri," terang Peri.
"Para suporter bangga, apalagi satu gol dicetak oleh putra daerah Sumatera. Jadi, mungkin semangat saja."
"Waktu itu Mancini komentar, katanya pemain-pemain Indonesia mainnya cepat sekali. Kecil, tetapi lincah. Ya, memang itu senjata orang-orang Asia. Mereka bilang, kami bagus," jelas pemilik 7 caps dan 4 gol bersama Timnas Indonesia itu.
Legenda Liga Indonesia, Peri Sandria. Foto: Dok Peri Sandria
Momen manis lain Peri bersama Timnas Indonesia lainnya adalah saat mereka menjuarai SEA Games 1991. Meski kemudian mendapat bonus yang tak seberapa, pria kelahiran 23 September 1969 ini tetap bangga dengan capaian tersebut.
ADVERTISEMENT
"Yah, bonus mah enggak seberapa. Cuma 2.500 USD (sekitar Rp 36 juta berdasarkan kurs sekarang) sama TV 14 inch. Beda dengan sekarang yang 'wah' banget kan. Kami syukuri saja," kisahnya.
Selain itu, ada juga cerita saat Indonesia yang tergabung di Grup 4 Kualifikasi Piala Asia 1996 menang 7-1 atas India. Indriyanto Nugroho, Rochy Putiray, dan Ansyari Lubis mencetak dua gol, satu gol lagi dari Peri Sandria.
"Momen kami juara SEA Games 1991, itu yang paling mengesankan. Yang kedua, kami waktu itu mengalahkan India 7-1 di Pra Piala Asia 1996 di Kuala Lumpur, Malaysia," pungkasnya.