Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Peralihan nakhoda PSSI dari Edy Rahmayadi ke Joko Driyono tak cuma menuai polemik, tetapi juga mencetuskan gagasan Kongres Luar Biasa (KLB). Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, menjadi sosok yang vokal menyuarakan agar KLB digelar.
ADVERTISEMENT
Per Minggu (20/1/2019), Edy melepas status sebagai Ketua Umum (Ketum). Dalam pidato pembuka Kongres Tahunan PSSI di Sofitel, Nusa Dua, Bali, Edy mengestafetkan jabatan kepada Joko. Pemilik nama terakhir resmi menjadi pimpinan baru setelah seluruh voters menyetujui untuk tak menggelar KLB. Dengan begitu, Joko akan menuntaskan periode kepengurusan PSSI hingga 2020 mendatang.
Meski demikian, kemungkinan KLB digelar tetap ada. Karena dalam pasal 30 Statuta PSSI tertera bahwa KLB bisa dilaksanakan apabila 50 persen atau 2/3 delegasi membuat permohonan tertulis untuk mengadakan KLB. Tiga bulan setelah permintaan itu disetujui, Komite Eksekutif (Exco) PSSI mesti menyelenggarakan KLB.
Seandainya Exco PSSI tak juga menggelar KLB, anggota dapat melangsungkan kongres sendiri atau bisa pula meminta bantuan FIFA. Adapun, KLB berhak mengganti kepengurusan PSSI termasuk Ketua Umum. Akan tetapi, mengutip pernyataan Joko, agenda KLB tak dibahas dalam Kongres Tahunan 2019.
ADVERTISEMENT
Pernyataan berbeda disampaikan Umuh. Menurut pria 71 tahun tersebut, banyak voters PSSI yang mendesak agar KLB segera dilaksanakan.
"Banyak yang sudah ditekan. Tapi, kalau banyak yang minta 'kan paling tidak habis pemilu (pelaksanaan KLB) karena ini ada aturan. Kalau KLB ada persiapan, untuk ketua, untuk plakat (panitia), tak bisa sebulan dua bulan," kata Umuh seusai memperkenalkan Kunihiro Yamashita di Universe Fitnes, Bandung, Rabu (30/1).
"Terutama, yang suruh saya kejar, Komdis dulu. Beritakan. Bukan diganti, (melaikan) harus diperiksa dulu Komdis. Periksa dulu. Pasalnya, berapa hukuman Persib (tak sesuai). Kenapa tak menganti teman yang sudah jadi terdakwa. Itu sudah tak benar," lanjutnya.
Wajar saja Umuh menyoroti Komdis PSSI. Ditarik kebelakang, kritik Umuh kepada Komdis PSSI begitu deras setelah pada paruh kedua Liga 1 2018, Persib diganjar hukuman berat. 'Pangeran Biru' dilarang mentas di Tanah Pasundan dalam kurun panjang akibat insiden Haringga Sirla plus hujan skors pemain asing.
ADVERTISEMENT
Terlebih salah satu anggota Komdis PSSI, Dwi Irianto, telah ditetapkan sebagai tersangka karena kasus pengaturan pertandingan. Mbah Putih --sapaan akrab Dwi-- bakal dikenakan Undang-undang 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap.
Meski demikian, Umuh mengelak untuk mengemban tugas sebagai pemimpin PSSI . Secara ekplisit, Umuh menyatakan tak sanggup. Oleh karena itu, Umuh bakal berkontribusi membenahi PSSI dari belakang layar sekaligus menyodorkan satu nama yang laik menjadi Ketum PSSI.
"Kalau saya, tidaklah. Saya hanya jadi orang tua, ikut membenahi saja. Semua harus profesional. Saya lebih memilih Persib, tapi saya mau ikut membenahi. Kalau untuk jadi ketua, saya tak siap," kata Umuh.
"Saya sangat setuju. Ini masalah untuk memajukan PSSI, memajukan sepak bola Indonesia. Saya sangat setuju kalau Erick Thohir maju jadi Ketua Umum PSSI. Dia berpengalaman dan finansialnya kuat. Dia juga punya ketegasan. Saya sangat setuju kalau dia siap," tutupnya.
ADVERTISEMENT