Edy Rahmayadi: Yang Saya Pimpin Sudah Tidak Punya Kesetiaan

28 Januari 2019 21:05 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Edy Rahmayadi usai mengundurkan diri sebagai Ketum PSSI. (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/ama.)
zoom-in-whitePerbesar
Edy Rahmayadi usai mengundurkan diri sebagai Ketum PSSI. (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/ama.)
ADVERTISEMENT
Mantan ketua umum PSSI, Edy Rahmayadi, membeberkan berbagai alasan mengapa ia mengundurkan diri dari jabatan tersebut pada Kongres PSSI di Bali, 21 Januari 2019.
ADVERTISEMENT
Salah satu alasannya, kata Edy, karena ada anggota PSSI yang tidak menginginkan dirinya memimpin federasi sepak bola nasional itu. Padahal, menurutnya lagi, ia sudah berusaha maksimal merencanakan banyak program untuk membenahi PSSI.
"Saya terus ke sana, ke mari, tetapi rencana itu tak dilihat lagi . Yang dilihat adalah Edy Out. Ya, saya tanya sama mereka. Ada yang merasa kepengin saya keluar? Ada, ya, sudah saya keluar," ungkap Edy saat diwawancara wartawan di Medan, Senin (28/1).
Edy juga menjelaskan pengunduran dirinya tak ada kaitannya dengan adanya kudeta ataupun tekanan dari pihak lain. "Kamu percaya ada yang bisa menekan saya? Yang bisa menekan saya hanya Tuhan. Saya profesional," ujarnya
ADVERTISEMENT
"Saya profesional kalau saya jadi pemimpin pertama harus punya skill, yang kedua harus ada kesetiaan. Yang saya pimpin itu tidak punya kesetiaan," kata Edy.
Edy pada akhirnya memang tidak dikudeta. Ia sudah memutuskan untuk mundur duluan. Namun, sumber kumparanBOLA mengatakan, sempat ada pertemuan di Jakarta yang merencanakan untuk menurunkan Edy dari jabatannya.
Edy juga menjabarkan saat pengunduran dirinya, selain peserta kongres, FIFA juga terkejut karena sikapnya spontan, tanpa memberikan tanda-tanda. "FIFA saja ngamuk-ngamuk sama saya ini. Saya 'kan harusnya laporan dulu," pungkasnya.
Saat ditanya soalnya adanya dugaan bahwa ada keterkaitan pengunduran dirinya dengan pengaturan skor Edy dengan membantah hal itu. "Pengaturan skor itu 'kenakalan' dan sudah ditangani oleh polisi, itu 'kan pidana," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Edy juga tidak mau menjabarkanya secara detail, soal permasalahan pengaturan skor yang terjadi pada PSSI. "Tidak tahu, tidak mengkaji ke sana," ucapnya.