Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Radamel Falcao jadi komandan Kolombia untuk mengarungi Copa America 2019 yang dihelat Brasil. Bukan cuma tentang ban kapten yang melingkar di lengannya saja, lebih dari itu, pengalamannya bermain di liga-liga top Eropa amat berguna bagi para penggawa La Tricolor.
ADVERTISEMENT
Falcao pernah merumput bersama Manchester United dan Chelsea di periode musim 2014-2016. Oke, penyerang kelahiran Santa Marta itu memang gagal total di Premier League. Namun, jangan lupa bila Falcao pernah mempersembahkan titel Liga Europa untuk FC Porto dan Atletico Madrid. Itu belum ditambah kesuksesan mengantar AS Monaco juara Ligue 1.
Keikutsertaan Falcao di ajang Copa America kali ini bisa jadi yang terakhir. Usianya sudah 33 tahun. Ia juga menjadi pemain tertua dalam skuat asuhan Carlos Queiroz tersebut.
"Mungkin, siapa tahu, ini menjadi Copa America terakhir saya. Saya memperlakukannya seolah-olah itu yang terjadi. Ini cara yang jitu untuk mendapatkan kekuatan terbaik dari diri saya," kata Falcao sebagaimana dilansir AS.
ADVERTISEMENT
Pencapaian Falcao di level klub berbanding terbalik dengan kariernya di ajang internasional. Topskorer Kolombia sepanjang masa itu urung mempersembahkan trofi untuk negaranya. Ya, ia masih gagal mengulangi kesuksesan Kolombia saat menjuarai Copa America 2001.
Copa America 2011 jadi turnamen perdana Falcao bersama Kolombia--lantaran mengalami cedera pada turnamen sebelumnya. Sial, langkah Kolombia terhenti di perempat final dalam dua edisi beruntun dan cuma nangkring di peringkat ketiga pada Copa America Centenario 2016.
Masalahnya, misi Falcao untuk membawa Kolombia berjaya tidaklah mudah. Di Grup B, mereka tergabung bersama Argentina yang notabene merupakan salah satu kandidat juara. Belum lagi dengan Paraguay yang pernah dua kali menjuarai Copa America, serta salah satu tim undangan turnamen, Qatar.
ADVERTISEMENT
Nah, duel perdana menjadi penting karena Kolombia akan langsung bersua dengan Argentina pada Minggu (16/6/2019) dini hari WIB. Menjadi sulit karena Kolombia tak pernah menang dari 'Tim Tango' dalam 8 perjumpaan terakhirnya. Mereka menelan 4 kekalahan, sementara 4 laga sisanya berakhir imbang.
"Kami sadar kalau kami belum pernah menang dalam waktu yang cukup lama, tetapi kami harus terus berjuang. Saya pikir kami bisa mengimbangi mereka," tambah Falcao.
Kabar baiknya, Kolombia kini sedang dalam kondisi on-fire. Kedatangan Queiroz terbukti mampu menghadirkan getaran positif bagi David Ospina dan kawan-kawan. Mereka sukses melibas tiga kemenangan dalam empat pertandingan terakhir --termasuk kemenangan 3-0 atas Peru pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Oh, iya, jangan lupa bila Kolombia punya Duvan Zapata, penyerang yang sukses memproduksi 23 gol bersama Atalanta di Serie A musim lalu. Lalu pemain berpengalaman lainnya macam Juan Cuadrado serta Cristian Zapata, dan tentu saja James Rodriguez.
"Kami harus memerhatikan detail (permainan) dengan baik, tetap fokus dan bermain seperti yang telah kami latih sebelumnya. Dalam pertandingan semacam ini, hal-hal kecil dapat membuat perbedaan besar," tutup Falcao.