Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kisah Ferland Mendy adalah sebuah kisah tentang keengganan untuk tunduk pada keadaan. Mendy, pemuda 24 tahun itu, pernah mengalami berbagai cobaan yang tidak bisa dibilang ringan. Namun, dalam waktu relatif singkat, dia sanggup mengatasi semuanya dan kini berhak atas satu tempat di skuat Real Madrid.
ADVERTISEMENT
Bersama Eden Hazard, Luka Jovic, Rodrygo, dan Eder Militao, Mendy adalah rekrutan baru Real Madrid musim ini. Pemain yang berposisi sebagai bek kiri itu didatangkan dari Olympique Lyonnais dengan mahar 48 juta euro. Jumlah itu bahkan bisa bertambah 5 juta euro lagi seandainya Mendy mampu tampil sesuai ekspektasi.
Bicara soal ekspektasi, itu adalah satu-satunya yang dimiliki Mendy di masa remajanya dulu. Pada usia 11 tahun, sosok yang lahir di kota kecil Meulan-en-Yvelines dekat Paris itu kehilangan ayahnya. Ini terjadi manakala dirinya tengah menimba ilmu di akademi milik Paris Saint-Germain.
Cobaan untuknya tak berhenti sampai di sana. Pada usia 15 tahun, Mendy nyaris harus mengucap selamat tinggal pada sepak bola sepenuhnya. Dia menderita artritis di pinggulnya dan harus menjalani operasi yang membuatnya tak bisa bangkit dari kursi roda selama beberapa waktu.
ADVERTISEMENT
"Aku menghabiskan waktu enam sampai tujuh bulan di rumah sakit untuk menjalani rehabilitasi agar bisa berjalan lagi. Mereka berkata bahwa aku tidak akan bisa bermain sepak bola lagi. Tetapi, aku sekarang berada di Real Madrid," kata Mendy dalam konferensi pers perdana sebagai pemain El Real, seperti dikutip dari BBC.
Memang tidak mudah bagi Mendy untuk mencapai apa yang dia miliki sekarang. Masalah di pinggulnya itu sempat membuat dirinya kesulitan kembali ke puncak performa. Pada 2012, di usia 17 tahun, akhirnya dia dilepas oleh PSG dan harus rela berkubang di klub gurem FC Mantois 78.
Mendy rela hijrah ke Mantois. Namun, dia tak mau tunduk begitu saja. Performa terbaik itu, secara perlahan, dia temukan. Sampai akhirnya, Le Havre, klub tenar yang punya rekam jejak menterang dalam mengorbitkan pemain berkualitas, datang mengetuk. Jadilah kemudian Mendy bagian dari Le Havre.
ADVERTISEMENT
Dua tahun di Le Havre, Lyon datang menghampiri. Mendy pun menerima tawaran juara Ligue 1 tujuh kali itu. Di sinilah Mendy benar-benar meledak. Bahkan, dia cuma butuh waktu setahun di Les Gones untuk bisa menembus skuat Timnas Prancis. Setelahnya, penampilan di Lyon itu pulalah yang membawa dirinya ke Real Madrid.
Perjalanan Mendy memang bak mimpi dan wajar saja jika si pemain sendiri kesulitan untuk mempercayai kenyataan yang ada. "Sulit dipercaya! Ini adalah klub raksasa dan bagiku menandatangani kontrak dengan mereka adalah sesuatu yang fantastis, luar biasa. Aku benar-benar gembira dan berharap segalanya berjalan lancar di sini," ujarnya.
Di Real Madrid, misi Mendy lagi-lagi tidak akan mudah. Pasalnya, dia harus bersaing dengan sosok legendaris bernama Marcelo Viera yang sudah mempersembahkan beragam gelar untuk Los Blancos. Walau begitu, Mendy tidak gentar. Dia malah mengaku siap belajar dari pemain asal Brasil itu.
ADVERTISEMENT
"Saya berada di sini untuk memberikan kemampuan terbaik dan melakukan sesuai keinginan pelatih. Siapa pun yang terpilih untuk bermain, bakal turun ke lapangan. Marcelo sendiri merupakan pemain fantastis. Dia menjalani karier hebat bersama Real Madrid dan semoga saya bisa belajar banyak dari Marcelo," ucap Mendy .