Gareth Southgate Ungkap Penyebab Inggris Keok dari Spanyol di Final Piala Eropa

15 Juli 2024 8:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gareth Southgate usai laga Spanyol vs Inggris dalam final Piala Eropa 2024 di Olympiastadion, Berlin, Jerman, pada Senin (15/7) dini hari WIB. Foto: REUTERS/Wolfgang Rattay
zoom-in-whitePerbesar
Gareth Southgate usai laga Spanyol vs Inggris dalam final Piala Eropa 2024 di Olympiastadion, Berlin, Jerman, pada Senin (15/7) dini hari WIB. Foto: REUTERS/Wolfgang Rattay
ADVERTISEMENT
Spanyol mengalahkan Inggris 2-1 dalam laga final Piala Eropa 2024 di Olympiastadion, Berlin, Jerman, pada Senin (15/7) dini hari WIB. Gareth Southgate membeberkan penyebab tim besutannya kalah.
ADVERTISEMENT
Gol-gol Spanyol dicetak oleh Nico Williams (47’) dan Mikel Oyarzabal (86’). Sementara, Inggris cuma membalas via Cole Palmer (73’). Di mata Southgate, kesalahan pasukannya terletak kurang maksimalnya kreasi peluang dan penyelesaian akhir ketika menguasai bola.
"Selamat kepada Spanyol. Saya pikir mereka adalah tim terbaik di turnamen dan mereka adalah tim yang lebih baik di laga ini. Masalah terbesar kami adalah kami tidak memainkan bola dengan cukup baik. Kami sebenarnya bertahan dengan sangat baik di babak pertama, tapi ketika kami merebut bola, kami kesulitan untuk mengatasi counter-pressing mereka," katanya kepada Euro2024.com.
"Di babak kedua, ketika kami mulai merasa lelah karena tidak menguasai bola dengan baik, itulah mengapa mereka memiliki peluang yang sangat besar," tambah Southgate.
ADVERTISEMENT
John Stones blok sepakan Nico Williams saat laga Spanyol vs Inggris dalam final Piala Eropa 2024 di Olympiastadion, Berlin, Jerman, pada Senin (15/7) dini hari WIB. Foto: REUTERS/Lisi Niesner
Spanyol memang lebih mendominasi penguasaan bola. Spanyol tampak lihai menemukan celah mengumpan di antara barisan pertahanan Inggris.
Sementara, Inggris, sekalinya memegang bola, mereka akan coba langsung angkat ke kotak penalti, tetapi kesusahan mendapat ruang tembak. Maka dari itu, gol Inggris berasal dari sepakan luar kotak penalti.
Kekalahan ini menjadi kegagalan Inggris menjuarai Piala Eropa secara beruntun, usai kalah adu penalti dari Italia pada edisi 2020. Namun, Gareth Southgate tetap meyakini pasukan mudanya akan lebih berkembang di kesempatan berikutnya.
"Mereka telah mencapai dua final dan semifinal dalam 8 tahun terakhir. Ada banyak pemain muda yang akan bertahan selama 6-8 tahun ke depan. Meskipun ini menyakitkan bagi mereka saat ini, tidak ada alasan mereka tidak dapat bangkit kembali," tegasnya.
ADVERTISEMENT
"Turnamen ini merupakan pengalaman yang luar biasa, sekali lagi, sebuah kehormatan besar untuk memiliki kesempatan membuat sejarah di final, namun kami belum cukup mencapai juara," tandas Southgate.