Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Georginio mengakui jika ia mengalami masa-masa yang sulit di Anfield, terutama di dua musim terakhir ini. Pemain berusia 30 tahun itu menginginkan adanya jaminan dalam kontrak barunya kelak.
Namun, pemilik klub, FSG (Fenway Sports Group) menolak untuk memberikannya karena faktor umur. Hal ini memicu pergolakan dalam dirinya. Georginio merasa bahwa ia tidak dihargai dan tidak diinginkan lagi setelah susah payah bekerja keras.
“Ada saat ketika saya merasa tidak dicintai dan dihargai. Bukan rekan tim saya, bukan orang-orang di Melwood. Dari mereka, saya dapat mengatakan bahwa mereka semua mencintai saya dan saya mencintai mereka. Bukan dari sisi itu, lebih ke sisi lain. Saya sangat senang jika bisa menjadi pemain Liverpool selama bertahun-tahun lagi, tapi sayang semuanya berjalan berbeda,” ujar Georginio, dikutip dari The Guardian.
Fans bahkan menuding jika Georginio tidak ingin lagi bersama The Reds. Padahal, yang sebenarnya terjadi adalah karena pemilik klub yang tidak bersepakat dengannya. Gara-gara ini pula Georginio dirundung di media sosial dan menyalahkan dirinya atas kekalahan Liverpool di musim lalu.
ADVERTISEMENT
“Ketika semua menjadi buruk, saya adalah pemain yang mereka salahkan, mengatakan kalau saya ingin pergi. Setiap hari dalam latihan dan pertandingan, saya memberikan semua yang saya miliki untuk mengakhirinya dengan baik. Karena Liverpool sangat berarti bagi saya,” katanya.
“Saya merasa bahwa fans di stadion dan di media sosial adalah dua jenis yang berbeda. Fans di stadion selalu mendukung saya. Bahkan ketika mereka kembali (setelah lockdown Covid), saat mengetahui saya akan pergi, mereka masih mendukung saya dan memberi saya perpisahan yang hebat. Di media sosial, kalau kami kalah, saya yang disalahkan. Andai saja mereka tahu apa yang saya lakukan untuk tetap bugar dan bermain di setiap pertandingan.”
“Saya tidak selalu bermain bagus. Tapi, setelah pertandingan, saya bisa melihat ke cermin dan berkata: ‘Saya memberikan semuanya. Saya berlatih keras untuk menjadi lebih baik.’ Saya bahkan melakukan perawatan fisioterapis semaksimal mungkin yang bisa saya dapatkan. Saya tidak ingat kapan saya memiliki hari libur, karena saya memainkan begitu banyak pertandingan dan pada dasarnya itu terlalu berat untuk tubuh. Saya melakukan segalanya untuk tetap bugar," tambah Wijnaldum.
Georginio akhirnya memutuskan hengkang dengan status bebas transfer setelah bermain sebanyak 38 kali musim lalu. Kendati demikian, Georginio tidak akan pernah melupakan perpisahan yang ia dapatkan saat pertandingan terakhirnya musim lalu. Semua pemain, fans, dan pelatih turut memberikan apresiasi padanya.
ADVERTISEMENT
Sang pelatih, Juergen Klopp bahkan menunjuknya sebagai kapten. Kemudian, saat pergantian pemain di menit ke 78, para penonton yang hadir berdiri dan bertepuk tangan sebagai ucapan perpisahan. Para pemain juga membentuk guard of honour untuk pemain asal Belanda tersebut dan memberikannya piagam kenang-kenangan seusai pertandingan.
“Itu indah pada akhirnya, dan selama berminggu-minggu setelah itu saya selalu memikirkannya. Tidak setiap pemain yang pergi mendapatkan hal itu,” tutupnya.
Penulis: Nurul Azzahra