Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sejak Mikel Arteta dan Callum Hudson-Odoi dinyatakan terjangkit COVID-19, Premier League memutuskan untuk menangguhkan kompetisi. Jika kondisi benar-benar sudah kondusif, kompetisi bisa kembali digelar pada 4 April 2020.
Meski demikian, menangguhkan kompetisi sepak bola untuk sementara belum cukup. Zola percaya bahwa setiap orang di Inggris mesti bekerja sama dengan membatas gerak di ruang publik.
"Virus corona itu ibarat orang yang licik, jahatnya minta ampun. Corona dapat menyerang kita tanpa gejala, kita bisa saja tidak menyadari bahwa sebenarnya kita terjangkit. Bahaya penularannya benar-benar nyata buat semua orang," jelas Zola, dilansir Football Italia.
"Sekarang waktunya untuk bertanggung jawab, baik secara individu maupun kolektif. Saya melihat orang-orang di Inggris masih meremehkan corona," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak bicara tentang menciptakan ketakutan, tetapi bagaimana caranya memerangi pandemi. Kelab, restoran, dan toko di London masih banyak yang beroperasi. Jalan-jalan masih ramai dan semuanya terlihat normal," tutur Zola.
Zola juga menyayangkan Premier League yang cenderung terlambat mengambil keputusan. Penangguhan liga baru dilakukan begitu ada korban dari kalangan pesepak bola. Menurutnya, apa yang terjadi di Italia seharusnya menjadi pelajaran.
"Premier League baru ditangguhkan beberapa hari lalu. Bahkan pertandingan Liga Champions [di Anfield] antara Liverpool dan Atletico Madrid dihadiri puluhan ribu suporter," ujar Zola.
"Ada prioritas yang harus diupayakan. Saya membaca berita di beberapa situs dan melihat bahwa di utara [baca: Italia] sedang dalam situasi yang sangat serius. Evaluasi yang mendalam mesti dilakukan," jelas Zola.
ADVERTISEMENT