Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Hamka Hamzah: Yang Pegang Sepak Bola Indonesia 70% Urus Politik
14 Februari 2023 6:52 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pesepak bola kawakan Indonesia, Hamka Hamzah , mengaku mengetahui keburukan PSSI. Menurutnya, Ketum PSSI selalu memprioritaskan kepentingan politiknya.
ADVERTISEMENT
Hamka mengungkapkan, pemandangan tersebut berbeda dengan yang terjadi di Malaysia. Menurutnya, di Indonesia, para pengurus sepak bola hanya memberikan porsi 30 persen untuk benar-benar mengurus sepak bola.
"Saya mohon titip pesan kepada Calon Ketum PSSI, kompetisinya kita perbaiki dulu, kalau ini sudah baik saya rasa yang lainnya akan mengikuti," kata Hamka dalam acara Kaukus Sepak Bola Nasional Nyalakan Nyali Membangun PSSI di Senayan, Senin (13/2).
"Karena yang pegang sepak bola ini 30 persen memajukan sepak bola, 70 persen politiknya. Saya juga pernah main di Malaysia kenapa kok di sana bisa pesat majunya."
"'Kami di sini juga berpolitik Pak Hamka, tapi politiknya 30 persen, 70 persen memajukan sepak bola', berbalik dengan di Indonesia. Ya enggak maju-maju, pak, di sini. Yang maju bukan timnasnya, bukan kompetisinya, tapi bapak-bapak yang terpilih yang maju," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Pemilihan Ketum PSSI baru akan diselenggarakan di Kongres Luar Biasa PSSI pada 16 Februari mendatang. Ada lima Caketum PSSI, yakni La Nyalla Mattalitti, Erick Thohir, Doni Setiabudi, Arief Putra Wicaksono, dan Ferry Jemi Francis.
Menurut Hamka Hamzah, yang menjadi pekerjaan rumah bagi Ketum PSSI berikutnya adalah kompetisi. Mengingat, kompetisi di negara tetangga sudah lebih baik.
"Kalau saya pribadi hanya simple saja. Kompetisi bapak perbaiki dulu, enggak usah lain-lain. Kompetisi diperbaiki, saya yakin sepak bola akan maju," tutur Hamka.
"Kalau angan-angan mau grassroot mau pembinaan, itu sudah dilakukan hampir semua Ketum selama saya bermain bola 21 tahun. Dan itu saya rasa keberhasilannya sangat kecil,"
"Jadi kalau mau kompetisi diperbaiki enggak usah jauh kita ke Eropa, cukup ke Malaysia, Thailand, kita contoh mereka bisa sampai sesukses ini," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Pada saat ini, Liga 2 dan Liga 3 berhenti dan belum menemukan titik terang apakah akan bergulir lagi. Penghentian kompetisi sepak bola di Indonesia buntut Tragedi Kanjuruhan pada Oktober lalu, Liga 1 kemudian dimulai kembali pada Desember, namun tidak dengan Liga 2 dan Liga 3.