Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Suso diboyong Milan dari Liverpool pada 2015. Meski berstatus sebagai pemain The Reds, Suso sempat berlaga di Spanyol bersama Almeria pada 2013/14 sebagai pinjaman.
Kedatangan Stefano Pioli sebagai pelatih memberi harapan baru bagi Milan. Keadaan Milan tidak langsung membaik begitu Pioli menjejakkan kaki ke San Siro. Milan hanya tiga kali menang dalam 11 pertandingan awal. Sisanya berakhir dengan masing-masing empat hasil imbang dan kekalahan.
Kondisi Milan mulai membaik sejak pertengahan Januari 2020. Lima pertandingan terakhir tuntas dengan lima kemenangan. Milan bahkan melangkah ke semifinal Coppa Italia 2019/20 lewat kemenangan 4-2 atas Torino.
Suso tampil 17 kali bersama Milan di seluruh kompetisi musim ini. Jam terbang itu tidak buruk. Impaknya pada tim menjadi persoalan utama. Ia baru sanggup mencetak satu gol dan dua assist. Sinergi yang bagus antara para pemain depan Milan memang sempat menjadi sorotan.
ADVERTISEMENT
Suso, utamanya, tampak terlalu rakus dan tidak percaya pada rekan-rekannya sendiri. Kondisi ini tampaknya membuat Milan jengah sehingga mengambil keputusan untuk melepas Suso.
Lewat akun Instagramnya, Suso menyebut bahwa keputusan ini tak mudah buatnya. Bagi pemain asal Spanyol ini, Milan tak sekadar klub yang dibela, tetapi juga dicintainya
"Malam ini terasa sangat rumit karena menjadi malam terakhir saya di Milan. Saya merasa agak bingung. Saya bukan orang yang banyak bicara, tetapi sejak dulu saya selalu mencintai Milan, baik kota maupun klubnya," jelas Suso, dilansir dari Football Italia.
"Saya selalu memberikan segalanya untuk Milan. Itu tekad yang saya pegang teguh sejak tiba di sini beberapa tahun lalu. Saya tidak pernah menjanjikan apa pun. Saya hanya melakukan yang terbaik untuk Milan. Saya menjadi manusia yang utuh bersama Milan," tutur Suso.
Meski tidak panjang-panjang amat, lima tahun bukan waktu yang pendek. Ada banyak hal yang terjadi dalam hidup Suso bersama Milan di kurun itu, baik di atas atau luar lapangan.
ADVERTISEMENT
Pasang-surut yang tak tertebak, naik-turun yang tak ada habisnya membuat Milan menjadi tempat spesial bagi Suso. Rangkaian pengalaman sedap dan pahit terkelupas selapis demi selapis, lalu membentuk kesimpulan bahwa Milan dan Suso kini berjarak.
"Ada banyak yang bakal saya rindukan di Milan. Suasana kotanya, tempat latihan, kawan-kawan setim, sampai seluruh pelatih. Namun, satu hal yang akan paling saya rindukan adalah jersi Rossoneri. Saya selalu menghormati dan mencintai jersi yang menakjubkan itu," tutur Suso.
"Tugas saya di sini sudah selesai. Saya tidak akan menengok ke belakang lagi, tetapi saya tidak akan melupakan segala sesuatu yang ada di sini. Saya akan selalu merindukan kalian. Terima kasih, Milan" pungkas Suso.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 20:26 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini